KOMPAS.com - Untuk ekspansi di Indonesia, produsen chip ternama Qualcomm ternyata juga menunggu nasib spektrum ketiga yang sedang jadi pembahasan ramai di kalangan operator.
"Masalah ini memberi dampak bagi semua pihak, baik operator, pengembang perangkat, hingga masyarakat pengguna mobile broadband. Indonesia memiliki sepuluh operator yang terlalu banyak menurut saya. Operator harus melakukan konsolidasi agar pengaturan spektrum bisa bisa segera terselesaikan," ungkap Raj Talluri, Vice President of Product Management Qualcomm CDMA technologies (QCT), dalam webcast di Hotel InterContinental, Jakarta, Selasa (6/12/2011).
Raj, yang nampak fasih seputar permasalahan spektrum 3G di Indonesia, berharap operator telekomunikasi bisa melakukan konsolidasi. Ini dilakukan agar kisruh soal spektrum tak jadi berkepanjangan.
Di acara yang sama, Raj sempat membahas mengenai fenomena penggunaan mobile phone dan mobile internet. Mengutip analisa Wireless Inteligence, pada 2014 75 persen koneksi broadband akan berasal dari ponsel.
Kemudian, lanjut Raj, data Wireless Intelligence Oktober 2011 menyebutkan ada sebanyak 1, 4 miliar koneksi 3G yang akan tumbuh di seluruh dunia. Bahkan prediksi Qualcomm menunjukkan, pertumbuhan koneksi 3G akan meningkat 405 persen dari 2010 hingga 2015.
Qualcomm sebagai produsen chip untuk ponsel pintar menargetkan penjualan 600 juta perangkat hingga tahun 2015 di seluruh dunia. Selain itu, Qualcomm juga akan fokus kepada industri mobile broadband karena berdasarkan riset mereka, 58 persen pengguna ponsel adalah pengguna mobile broadband.
• KOMPAS
No comments:
Post a Comment