Thursday, December 15, 2011

MEMILIH SEKOLAH YANG BAIK

Tentang Kesiapan anak bersekolah (khususnya dar TK yang mau masuk SD)

Bagi anak, yang membuat mereka senang di sekolah adalah ketika mereka dapat bermain dan bergembira bersama teman-temannya (berdasar pengamatan dan pengalaman kak Wien 13 tahun mendampingi anak2 TK dan SD).
Tapi yang terjadi sekarang, tuntutan akademis tampaknya lebih menonjol, termasuk kemampuan baca tulis hitung di pra sekolah. sebenarnya bagi anak TK membaca bukan yg wajib, cuma karena tuntutan masuk SD anak harus sudah bisa baca. Bagi anak, membaca butuh masa peka, butuh waktu, dan butuh kenyamanan
Bagi orang tua yang anaknya belum bisa baca, berikut tips-nya:
1.tetap tenang (jangan panik, karena akan menambah beban anak dan panik-nya bisa menular ke anak)
2.ajari terus menerus dg cara yg nyaman
3.kalaupun tidak dapat masuk SD tertentu karena belum bisa membaca, cobalah cari sekolah alternatif yang tidak mensyaratkan membaca

Kapan sebenarnya anak siap masuk SD?
disarankan setelah anak ber umur 6 tahun per bulan juli
Apa resiko kalo anak masuk sekolah kurang umur:
akan cenderung mengalami berbagai masalah terutama masalah belajar di kelas 3-4
jika mengalami masalah di kelas 3-4, cenderung akan terulang di kelas 2-3 SMP, berkaitan dg pubertas
research by elly risman :dari 500 anak kelas 6 sd sampai kelas 2 smp 120 sudah melakukan seks bebas
kenapa? pelampiasan...terlalu banyak beban

So, biarkan anak benar-benar matang untuk siap masuk sekolah
Bagaimana tips membantu mematangkan anak?
1.perbaiki komunikasi
2.berikan perhatian yg cukup
3.sentuhan fisik dan hati...ayah dan bunda
Untuk anak kelas 1-3, yg penting anak enjoy....biarkan anak menikmati sekolahnya, jangan terlalu banyak beban dan target, dan yang penting jangan mematikan kreativitas anak

beberapa stressor (hal yang memicu stress) pada anak:
1. sakit sampai dirawat di rumah sakit (dirawat 1 hari stressnya setahun)
2. punya adik baru (stressnya sekitar 2 th)

Perlukah anak pra sekolah diikutkan kursus?
Boleh, untuk hal-hal yang tidak ditargetkan dan cenderung mengasah kecerdasan musik atau kinestis, misalnya gambar, musik, olah raga, menari (bisa dimulai sejak anak umur 3 tahun) dengan catatan anak 'enjoy' dan menyukainya. Kenapa? kegiatan ini sebagai penyeimbang otak, brain balancing.
Hindari atau tunda kursus yang mempunyai target dan cenderung mengasah kecerdasan verbal atau numeriknya, misalnya kursus bahasa, matematika (dengan berbagai ragamnya, mis kumon, sempoa, jaritmatika, etc), baca tulis hitung.
kursus jangan membebani anak...jangan sampai anak merasa ga asik, anak ga nyaman
amannya usetelah 8 th, karena anak sudah mulai bisa ditargetkan
pastikan kebutuhan psikologis anak terakses ketika mengikuti berbagai kursus

Konsentrasi pada anak
untuk masuk SD, sebaiknya konsentrasi anak sebaiknya sudak baik atau minimal cukup

Bagaimana meningkatkan konsentrasi:
minimalkan konflik dg anak, terutama pada waktu anak bangun tidur, mandi, makan, dan belajar

sebuah penelitian membuktikan:
1 menit dimarahi 24 jam konsentrasi anak buyar
10 detik diomeli 4 jam konsentrasi anak buyar
menurunkan beban psikologis :
- berenang bersama ayah...lebih fun

study style
auditory...bisa belajar kalo ada suara...sepi malah stress...
visual lebih sensitif...jangan menyalakan tv, gangguannya game, konsentrasi cepet buyar

kinestetik... banyak gerak, ga bisa diem

pemrosesan di otak
anak tipe holistik... anak cenderung mudah bosan, cuek, konsentrasinya agak susah, lebih berani mengungkapkan, 
aga susah mencari sekolah ideal (pengennya deket, pulang cepet, murid dikit, nyaman). unuk anak ini mengenalkan sekolah jangan dadakan (minimal 5 bulan sebelumnya)...harus didisiplinkan

anak tipe analitik...cenderung lebih teratur, konsentrasi lebih panjang..lebih sensitif
cari sekolah lebih gampang, boarding school ok, homeschooling ok, yg penting ada temen (pengaruhnya besar)
cenderung auto learning

memilih sekolah yg sehat
survey sekolah pas hari sekolah...pas jam istirahat..kalo anak keluar dari kelas heboh, happy kaya bebas dari beban mungkin sekolahnya atau belajarnya terlalu banyak beban, tapi kalau biasa aja berarti sekolahnya asik. kalau gurunya ikut keluar pas istirahat, berarti cukup komunikatif, tapi kalau istirahat aja guru ga keluar, warning.
survey dan liatlah sekolah secara fisik..jangan terpengaruh spanduk...
ketika datang ke sekolah coba tanyakan, "masalah apa yang sering ditemui di sekolah?" sekolah yang sehat akan cukup terbuka dengan masalah yang mereka hadapi (kalo malah ga dijawab jangan dipilih sekolahnya...hehe)
sekolah harus open, yg dapat mengakses psikologis anak, jadi anak merasa nyaman di sana
Analogi memilih sekolah seperti menanam pohon, bibit ok, tempat juga harus ok agar dapat tumbuh subur dan optimal...

No comments:

Post a Comment