BANDUNG, KOMPAS.com - Agate Mobile Developer Camp 2011 yang diselenggarakan Agate Studio di Bandung menumbuhkan benih-benih pengembang game baru. Misalnya, kakak-beradik Eldwin dan Jefvin.
Developer Camp tersebut digelar sejak 26 November hingga 17 Desember 2011. Event ini terkait kompetisi Mobile Game Developer War yang diadakan beriringan.
Sebanyak 15 tim yang berhasil lulus seleksi dari Agate Studio mendapat kesempatan untuk memperoleh pembekalan membuat game yang sesuai dengan format ponsel. Satu tim di antaranya adalah kakak-beradik yang kini sedang mengambangkan game Beyond The Well.
Kakak-beradik itu bernama Eldwin Viriya (kakak) dan Jefvin Viriya (adik). Sang kakak yang merupakan lulusan juruan Teknik Informatika Universitas Parahyangan Bandung ini memang menyukai game sejak kecil.
Sebelumnya Eldwin sempat membuat dua game sendiri yakni Dragmanards dan Tako Jump, yang ia publikasikan di website www.own-games.com. Kemudian, ia mengetahui adanya Agate Mobile Developer Camp dari jejaring sosial dan iseng-iseng mengajak adiknya untuk ikut.
"Setelah mengikuti selama dua minggu dan ini minggu ketiga, saya jadi tertarik untuk menjadi entrepreneur di dunia game. Banyak manfaat yang saya daparkan dari Developer Camp ini, seperti tambahan wawasan, juga mendapat pengalaman baru membangun prototype untuk platform mobile," ungkap Eldwin kepada Kompas Tekno saat ditemui di sela Developer Camp di DigiGames Suria Sumantri, Bandung, Sabtu (10/12/2011).
Dari PC ke Mobile
Eldwin mengaku selama ini ia hanya fokus mengerjakan game-game flash untuk personal computer (PC) sehingga membuat game untuk mobile adalah pengalaman baru baginya. Jika berhasil memenangkan kompetisi Developer War nanti, ia berharap bisa melanjutkan passion barunya: ingin memiliki studio game.
Jefvin, sang adik, semula mengaku tidak begitu menyukai game dan tidak pernah berniat mengikuti jejak kakaknya. Namun sejak melihat sang kakak sukses membuat dua game flash untuk PC, Jefvin akhirnya mulai bertanya-tanya dan mulai belajar sendiri tentang programing.
Kini, ia justru yang lebih aktif belajar bahasa pemrograman dibanding kakaknya. "Koko mengajak saya mengikuti Developer Camp supaya kami sudah langsung terbentuk jadi satu tim. Karena Koko jago menggambar dan mendesain, akhirnya Koko milih jadi artist dan saya yang berfungsi sebagai programmer," jelas Jefvin.
Dari Pekan ke Pekan
Seperti apa pengalaman keduanya dalam mengikuti Developer Camp kali ini? Berikut adalah ringkasannya dari minggu ke minggu:
Minggu pertama mengikuti Developer Camp, kakak-beradik ini mendapatkan modul dan wawasan dasar mengenai game untuk platform mobile. (Modul yang sama bisa diakses di Kompas Tekno melalui link ini )
Minggu kedua mereka melakukan presentasi yang terdiri dari Story Board, Screen Flow, Concept Art, dan Mock Up. Story Board berfungsi untuk menjelaskan cerita keseluruhan dari game. Screen Flow berfungsi untuk menjelaskan alur cerita game mulai dari membuka game hingga game selesai.
Concep Art berfungsi untuk menjelaskan karakter-karakter di dalam game, termasuk nama, ciri-ciri, dan ukuran karakter di dalam game. Sedangkan Mock-Up adalah tampilan game berukuran 320 x 240 pixel yang sudah diatur oleh mereka selaku developer agar game bisa sesuai dengan ukuran layar ponsel.
Minggu ketiga Eldwin dan Jefvin mulai membuat prototype game mereka. Eldwin menggambar karakter menggunakan Pen Tablet yang terhubung langsung dengan software GIMP. Sedangkan Jefvin melakukan coding game untuk menyesuaikan desain dengan bahasa pemrograman.
Minggu keempat, game mereka yang sudah jadi akan dimasukkan ke dalam Ovi Store. Mereka akan berkompetisi dengan yang lain untuk menjadi pemenang, yaitu yang mendapat unduhan paling banyak.
• KOMPAS
No comments:
Post a Comment