Wednesday, June 30, 2010

Honda Scoopy indonesia


Terus terang dan terang terus .... motor matik makin menggila di aspal tanah air tercinta. Boleh bilang ini motor perempuan, motor banci, motor-motoran dan lain sebagainya, tapi nyatanya dari hari ke hari penjualannya terus meroket. Pangsa motor bebek kian tergerogoti. Kalo dulu orang masih menjadikan motor matik sebagai motor kedua atau alternatif, kini banyak yang telah menjadikannya motor utama.




Terus terang dan terang terus .... model-model motor matik di tanah air mulai menjemukan. Suguhan terakhir asalnya dari AHM dalam wujud Honda Vario CBS Techno yang sebetulnya udah agak basi. Sebelumnya, paling fresh nongol dari Minerva dalam wujud GTR 150. Yamaha ? Aje gile ... masih terus main casing dan rasanya mulai keasyikan bolak-balik ganti baju di Mio Series-nya. Minim ubahan dan mulai terlena sepertinya. O' ouw .... jangan sampai saat sadar nanti penjualannya sudah tiarap.


Hmm ... yang mencurigakan adalah gerak-gerik Honda. Agresifitasnya mulai tercium. Honda yang keburu malu karena keduluan Yamaha di pasar matik, sedikit demi sedikit mulai berusaha tune in dan makin mantap main di kelas ini. Tak hanya utak-atik model, Honda sendiri juga berusaha memberikan suguhan teknologi baru. Untuk soal ini, agaknya Yamaha memang harus malu. Saya melihat, Honda menyerbu dari semua sisi. Ya teknologi, ya main casing. Warning buat Yamaha agar buru-buru membereskan Mio Series-nya.




Soal Honda Scoopy yang lucu ini, sebetulnya tak ada yang terlalu istimewa darinya. Wujudnya lebih kurang mirip dengan Yamaha Fino yang sudah kemana-mana itu. Di Thailand, motor matik rasa jadul sepertinya lebih diminati. Terbukti meskipun lagi-lagi telat dan keduluan, Honda tak malu untuk berusaha menyusul Yamaha. Honda mulai rajin menggarap semua segmen untuk motor matik. Di ranah paling rendah, mungkin dikasih Icon. Mendingan sedikit, ada Click. Paling premium, ada Air Blade dan PCX. Buat melengkapi senjatanya, kini Honda menelurkan Scoopy untuk secara frontal bertarung dengan Fino.



Yang menarik untuk ditunggu adalah, apakah AHM (dari tadi saya nyebutnya 'Honda' terus lho ya) akan mendahului Yamaha Indonesia untuk bermain matik jadul dengan mengeluarkan Honda Scoopy-nya di sini. Petinggi Yamaha sini pernah berujar bahwa pangsa motor matik retro masih kecil. Secara hitung-hitungan bisnis, mungkin masih merugikan. Itu sebabnya, Fino tak kunjung lahir di sini. Mungkin Yamaha berpikir, jualan Mio aja indent terus. Barangnya habis terus, apalagi kalo mesti launching Fino ? Pabriknya nggak mampu lagi mungkin. Hmm ... smell like AHM in the old times, huh ?


Tapi logika saja, alasan pasar matik jadul masih kecil sulit diterima sebagai jawaban 'resmi'. Bagaimana pangsa pasarnya mau besar jika tidak dipupuk ? Bukannya dulu Yamaha juga yang berani memupuk pasar motor matik lewat Yamaha Mio-nya ?

Pepatah bilang, old times never die.

Vario Techno sebagai matik paling canggih (secara tampang dan teknologi) saat ini di Indonesia, pada suatu masanya akan terlihat usang dan membosankan. Modelnya akan terlihat kuno, tergantikan oleh model-model canggih lainnya pada akhirnya nanti. Tapi model Scoopy, mungkin akan lebih lama bertahan digerus jaman. Model-model seperti Scoopy ataupun Fino sifatnya lebih long lasting.


Kembali ke soal Scoopy, secara fitur tak ada yang terlalu istimewa. Hampir semua fitur yang ada di Scoopy telah muncul di varian matik Honda sebelumnya. Praktis, yang disodorkan Scoopy hanyalah rasa lain dari Honda Icon atau Honda Beat.

Beranikah AHM ? Atau jangan-jangan Yamaha yang duluan main jadul-jadulan dengan mewujudkan harapan banyak orang agar Fino lahir di sini ? Kehadiran Honda Scoopy, nyata memberikan arti bahwa segmen motor matik kini juga berkembang ke arah retro. Kehadirannya akan membuat AHM dan Yamaha Indonesia jadi banyak berpikir-pikir dan menimbang-nimbang untuk mengambil peluang.

Yipie !

-BS-

Foto : internet

Tuesday, June 29, 2010

Malas

Mandeg!
Jarang nulis
Tidak produktif

Arti Kurikulum Part 1; Bias Sebuah Regulasi

Karangsambung, The Lost World

ARTI KURIKULUM

Part 1

BIAS SEBUAH REGULASI



Oleh: Kiftirul ‘Aziz



"Salam bapak!

Share saja ya pak; hanya sebuah wacana dari apa yang kebanyakan orang sebut sebagai "barisan idealis". Sebelum saya berbicara, saya akan menanggalkan atribut saya sebagai, (1) guru yang belum terlegitimasi, (2) guru yang belum mempunyai jam terbang puluhan tahun, dan (3) guru yang tidak dianggap sebagai guru oleh orang yang melihatnya sebelah mata.

Point of view dari pembicaraan saya adalah tanda tanya besar dari dalam diri saya yang memunculkan sederet pertanyaan yang dilematis, di mana pertanyaan tersebut, hanya bapak yang saya anggap pantas untuk menjawabnya. Pertanyaannya yaitu, (1) bapak sebagai stake holder; mana yang akan bapak pilih; ketika ada sebuah regulasi yang dijadikan sebagai acuan nasional, bapak sebagai pelaksana regulasi mengikuti regulasi tersebut? ataukah regulasi tersebut yang "berkewajiban" mengikuti bapak? (2) bapak sebagai stake holder; manakah yang akan bapak pilih –ketika berhadapan dengan sebuah regulasi– berpikir rasional atau berpikir irasional?

Jawabannya yang ilmiah ya pak, karena saya akan banyak belajar dari jawaban bapak.

Salam!"



Sepenggal pesan yang terlihat artificial; hanya saja, tidak terlalu urgent untuk membahas apakah pesan tersebut menggambarkan hal yang senyatanya ataukah hal yang tidak pernah ada; jauh lebih penting jika kita bisa melihat makna di balik pesan singkat di atas.

Tergambar secara implisit kekecewaan penulis pesan di atas dengan keadaan yang ia hadapi. Bahasan yang sensitif dan penuh alternatif pilihan jawaban disajikan penulis pesan tersebut.

Bagian pertama mengandung pertanyaan, bagaimana sikap responden terhadap artikulasi sebuah tujuan?

Menyitir pendapat David McNally (dalam Rose Colin, 2002: 116) bahwa ada jaminan untuk tidak sampai pada tujuan yang tidak pernah ditetapkan. Tujuan merupakan standar yang dijadikan motivasi oleh si penentu tujuan untuk tolok ukur keberhasilan yang bersangkutan. Standar merupakan acuan minimal pencapaian sebuah tujuan; oleh karenanya, serendah apapun sebuah standar, ia diperlukan, karena ia berperan sebagai patokan sekaligus pemicu untuk mencapai aktivitas hidup (Depdiknas Badan Litbang Pusat Penelitian Pendidikan, 2003: 4). Bagaimana pencapaian itu akan tercapai apabila tujuan yang dijadikan sebagai standar itu sendiri masih dihinggapi keadaan yang dilematis antara mengikuti dan diikuti? Sebagaimana pendapat Cohen (dalam Kerlinger, 2006: 26) tanpa adanya gagasan pemandu dengan kata lain, sebuah standar, kita akan kesulitan fakta mana yang perlu dihimpun, dan pada gilirannya nanti kita tidak dapat menetapkan apa yang relevan dan apa yang tidak relevan.

Bagian kedua memaksa responden untuk memperlihatkan persepsi yang digunakan responden dalam penyikapan sebuah regulasi.

Berdasarkan definisi lazim, rasional merupakan pemikiran menurut akal sehat/nalar; sedangkan irasional adalah tidak berdasarkan akal/penalaran yang sehat. Dapat dikatakan bahwa orang rasional merupakan orang yang mempunyai akal yang sehat dan orang irasional adalah seseorang yang mempunyai akal tidak sehat (gila).

Batasan dari keduanya merupakan hal yang nisbi. Hanya saja, akan beda cerita ketika keduanya terletak dalam sebuah sistem yang sama. Sistem dengan dasar yang jelas dan bertanggungjawab.

Dalam proses perjalanannya, sebuah sistem merupakan bingkaian yang mempunyai patokan/acuan berbentuk konsensus yang terlegitimasi (regulasi). Regulasi tersebut menjamin pelaku dalam sistem tidak keluar dari rel yang telah ditetapkan. Regulasi juga memantapkan jalannya sistem yang bersangkutan. Tanpa adanya regulasi, semua terlihat relatif, akhirnya bermuara ke fleksibilitas, dan tenggelam dalam utopia.

Apapun bentuk dari sebuah regulasi, ia muncul dari pikiran yang rasional. Proses pencapaian sebuah regulasi akan melalui banyak pertimbangan yang ditinjau dari sisi positif dan negatif. Adanya proses yang penuh dengan pertimbangan tersebut memperlihatkan betapa rasionalnya pengambil regulasi yang bersangkutan.

Yang menjadi permasalahan, ketika regulasi dilanggar oleh pikiran yang tidak sehat/irasional/gila. Ketidakpuasan –perlu bukti untuk menuliskan “ketidakmampuan”– dalam menjalani regulasi akan memunculkan pola yang berbeda dalam menyikapi suatu regulasi. Penyikapan yang berbeda melegitimasi diri dengan kedok fleksibilitas dan memelintir regulasi dengan dalih ketidakpuasan –perlu bukti untuk menuliskan “ketidakmampuan”– dalam menjalani regulasi. Sikap demikian menunjukkan cara berpikir yang irasional.

Sekalipun keduanya mempunyai sudut pandang yang berbeda, akan tetapi mereka berada dalam kapal yang sama bernama “regulasi”. Masing-masing mempunyai argumentasi sendiri untuk mempertahankan pendapatnya. Hanya saja, Kerlinger (2006: 18) menyatakan bahwa pendapat atau keyakinan subjektif harus diperiksa dengan menghadapkannya pada realitas obyektif.

Bagian terakhir merupakan bagian yang menjadi harapan penulis pesan yang bersangkutan, “Jawabannya yang ilmiah ya pak, karena saya akan banyak belajar dari jawaban bapak.”

Pada hakikatnya, ilmu adalah pengetahuan ilmiah. Ilmu merupakan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui metode ilmiah. Sehubungan dengan hal tersebut, kebenaran yang telah teruji dapat disebut sebagai kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah merupakan kebenaran yang tidak hanya berdasarkan rasio atau kemampuan otak, bisa disebut juga sebagai penalaran, akan tetapi dibuktikan pula secara empiris. Berpikir ilmiah mengarahkan kita kepada metode ilmiah, yakni metode untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah.

Braithwaite (dalam Kerlinger, 2006: 13) menyatakan bahwa fungsi dari ilmu pengetahuan adalah menetapkan hukum-hukum umum yang meliputi perilaku kejadian dan objek yang dikaji oleh ilmu yang bersangkutan. Hukum yang ditetapkan tersebut melalui teori yang telah dibuktikan kebenarannya. Tanpa teori yang telah diuji, hanya akan ada pengetahuan mengenai fakta saja dan tidak ada ilmu pengetahuan. Dengan tidak adanya ilmu pengetahuan, hukum yang ditetapkan akan rapuh dan mudah goyah.

Ilmu pengetahuan dilahirkan dari metode ilmiah, di mana hasil dari proses metode ilmiah dapat dibuktikan secara teoritis dan empiris.

Akhirnya, mengubah kebiasan yang turun temurun memang teramat sulit. Namun, sudah saatnya untuk selalu menyatakan sesuatu atas dasar berpikir rasional, bukan atas dasar kebiasaan dengan tidak mengerti asal-usulnya. Tanpa mengetahui asal-usul mengapa hal tersebut dilakukan, statement tersebut merupakan hal yang omong kosong.

Salam!

Saturday, June 26, 2010

Enable zynga poker on linux



Its such a long times since I can't use firefox to see Zynga poker table list and also ninja saga recruit friends on ubuntu, its really really suck... true... not enjoyable...
But now... thanks for google chrome to bring it out such a wonderful plugins... that can use it as firefox plugin also...
I will share how to use it in very easy way, so all people will follow it including newbie... ^_^ ('coz I'm newbie too)
Right now I already use it on ubuntu 8.10 (Intrepid), 9.04 (Jaunty) and Blankon 4 and all works excellent! I assume it will also works fine at later versions of ubuntu such as 9.10 Karmic and 10.04 Lucid

Here some tutorial how to set those plugins than will shows Zynga Poker table list and Ninja Saga recruit friends :

1. First, you should have latest flash player 10.0.45.2, download it at adobe for ubuntu 8.04 deb, you can also get it by typing apt via terminal :

sudo apt-get install flashplugin-nonfree

but I suggest you download it from adobe and double click on it to install.

when you get some error message about flashplugin-installer, uninstall it via synaptic :

System >> administration >> Synaptic package Manager

Type on search bar : flashplugin-installer, than right click on it and choose complete removal, when finish removed, closed it and double click on flash player that you just download it from adobe.

2. To get 2 plugins needed, you should download google chrome, follow this link to my previous post about google chrome and you can download it through there.

Choose the best and appropriate installer for your desktop specification, and when finished... install it by double click on it.

3. To get firefox updated I suggest you download the latest firefox version for linux, that will be 3.6.3 at this time.

4. After finished download, extract it, (right click on it and find "extract here"), and don't forget to rename it (I rename mine as firefox-3.6.3)

5. Now The easiest way to install new firefox is by copy and paste it to firefox directory, that would be at :

/usr/lib (the place at file system)

6. Open your terminal and type :

sudo nautilus

it require a passwords and will bring you a super windows that allow you to copy and paste. so, find your new extracting firefox, copying and pasted in : /usr/lib through that super windows.


7. Still on that super nautilus windows, go to file system :

/opt/google/chrome

and finds this 2 plugins : libffmpegsumo.so and libgcflashplayer.so
copy it

8. Pasted those 2 lib plugin at your new firefox plugin, put it at file system :

/usr/lib/firefox-3.6.3 (or what ever you named it)/plugins

you will see libnullplugin.so, because those plugin is there by firefox default.
remember only use those three plugins, discard another plugins if you have it.
9. Done... now you can use new firefox by creating a launcher, you can create it at menus or on your desktop.

10. To create at your desktop, just Right click your desktop and choose "create launcher..."

11. Fill the name as you like, and comment also what you like it.

12. Browse Command and find it at file system :

/usr/lib/firefox-3.6.3 (or what ever you have named it)/firefox

13. Click on ok to save your launcher... now you can find your new firefox at your desktop.

14. Finally... double Click on firefox icon and try it to open zynga poker or ninja saga... it will appear and show the table list of zynga poker or recruit friends on ninja saga... Done and Finish.






























Enjoy your fun games... keep using Ubuntu for its free and awesome OS... ^_^

Update :

Or you just download this newest flash player 10.1 beta 3 from labs adobe, extract, copy and pasted (see above how to copy and paste using sudo nautilus) into flashplugin-installer (/usr/lib/flashplugin-installer) if there were no such directory, than you should install it first.

You can install via terminal by typing :

sudo apt-get install flashplugin-installer

or via synaptic by typing flashplugin-installer and mark it for installation.

Choose what easiest to you... but I found when using this method, some bug will happen, such as you can't slide move your bet.... lol

Have a try than...

Sunday, June 20, 2010

Mari Kembali ke Substansi Belajar


Sejak Juli 2003, 12 anak yang menjalani pembelajaran di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah ini telah sampai pada tahun keempat (memasuki tingkat SMA) karena ada tambahan dari sekolah reguler kini mereka berjumlah 19 anak, sementara yang di “SLTP” nya kini ada 75 anak, sehingga total murid di Qaryah Thayyibah Kalibening saat ini ada 94 anak.
Dari 19 anak yang ada di tingkat keempat ini menamai kelompok belajar mereka dengan nama SMU (Sekolah Menengah Universal), atau kelas 4 SLTP Alternatif, dan yang paling sering adalah dengan nama kelompok creative kids. Penamaan ini justru terinspirasi dari “adik kelas” mereka, anak-anak kelas satu/tahun pertama yang memberin nama kelompok mereka Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari, diikuti kelas dua dengan nama full colour dan paradise, dan kelas 3 dengan nama ideals. Nama ini secara perlahan tapi pasti akan menghilangkan tingkatan kelas maupun jenjang SMP, SMA, dan bahkan PT. Mereka mulai tidak memperhatikan lagi kelasnya karena memang tidak ada istilah naik atau tinggal kelas. Bahkan di creative kids sendiri terbagi-bagi lagi menjadi 15 jurusan dengan masing-masing anak bebas mengikuti jurusan apa saja yang mereka inginkan, atau malah membuat jurusan baru sesuai keinginan mereka. Uniknya, ketika 3 anak dari creative kids membuka jurusan Bahasa Jepang, diikuti juga oleh 2 anak dari full colour (kelas 2). Sementara itu, ketika ada anak dari ideals (kelas 3) merasa masing ingin meningkatkan kapasitas bahasa Inggrisnya maka ia juga bebas mengikuti English Morning di Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari (kelas 1), yang didampingi (diajar) oleh anak-anak dari creative kids (kelas 4).
Anak-anak creative kids sudah menunjukkan kemandirian totalnya. Mereka tidak lagi bergantung dengan apapun dan siapapun. Mereka bebas belajar apapun yang mereka inginkan karena tidak ada istilah tamat untuk belajar. Sumber pembelajaran telah tersedia tanpa batas, bahkan persoalan-persoalan kehidupan yang muncul setiap saat akan menjadi sumber pembelajaran juga. Tempat belajar mereka juga dimana saja mereka butuhkan. Seluruh rumah dari 25 anak di Kalibening disiapkan sekaligus menjadi kelas yang dipakai bergiliran. Metode pembelajarannya pun mereka ciptakan sendiri. Mereka menggunakan 5 fase pembelajaran setiap harinya :
1.    Fase I pukul 06.00 – 07.00, mendampingi kelas 1 dalam English morning
2.    Fase II pukul 07.00 – 09.30 : knowledge, pada fase ini mereka mencoba menggali pengetahuan umum yang biasanya mengambil dari standar kompetensi kurikulum nasional. Dalam fase ini akan dipimpin oleh seorang atau beberapa orang leader dari anak yg mengambil jurusan terkait dengan tema knowledge.
3.    Fase III pukul 10.00 – 12.00 : forum. Pada fase forum  ini berkumpul beberapa anak yang memiliki minat yang sama. Misalnya, sesame peminat bahasa Mandarin berkumpul.
4.    Fase IV pukul 12.00 – 13.30 : private. Pada fase ini terserah pribadi masing-masing. Bagi yang ingin menulis, mencuci, tidur, atau lainnya, tergantung pada masing-masing anak.
5.    Fase V pukul 13.30 – 15.00 : refleksi bersama.  Pada fase ini, semua dari kelas 1 sampai kelas 4 berkumpul di masjid untuk berjamaah sholat Dzuhur, dilanjutkan baca tartilil Qur’an dan berembug bersama tentang masalah-masalah yang dihadapi. Keuangan juga diatur oleh mereka sendiri. Singkatnya, masalah A – Z diatur oleh anak-anak sendiri.
Fungsi guru disini lebih ditekankan sebagai motivator, dinamisator, dan apresiator atas karya anak apapun hasilnya. Kalau toh guru mau member penilaian atas karya maka minimal nilai yang diberikan adalah baik (good), juga menampilkan atau mepromosikan dalam berbagai media. Guru sangat disarankan untuk mengikuti selera anak sebatas selera itu tidak berdampak pada kerusakan diri dan orang lain. Ketika selera anak tidak sesuai dengan guru maka seorang guru harus berusaha mengalah, mengalahkan dirinya. Ketika ada anak yang melanggar kesepakatan maka guru bias menjatuhkan hukuman pada anak. Hukuman yang tidak bias ditinggalkan adalah hukuman membuat karya. Dalam hal ini, kalau pelanggaran itu menyangkut perilaku anak yang menyakiti orang lain maka hukumannya ditambah dengan menyelesaikan dan mempertanggungjawabkan pada korban akibat perilaku anak.
Dalam konteks ini, komitmen pada pemberdayaan komunitas tetap menjadi titik tekan gerakan pendidikan ini. Anak dan lingkungan desanya adalah dua hal yang saling membutuhkan. Ke depan, anak akan hidup di lingkungannya maka ia mesti belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak didorong untuk bekajar bagaimana memperbaiki lingkungan dengan agenda-agenda penguatan daya dukung sumber daya agar kehidupan anak kelak bisa nyaman dan tentram. Ketika anak berkepentingan meningkatkan kapasitas diri maka lingkungan sekitar telah menyiapkan diri sebagai resource pembelajaran demikian juga sebaliknya, ketika desa berkepentingan terhadap sentuhan-sentuhan pemberdayaan maka anak-anak sekarang inilah yang menjadi pertaruhan desa untuk di kemudian hari menyelenggarakan perbaikan-perbaikan dan bukan perusakan. Ketika anak mencoba mengembangkan proyek budidaya belut maka yang penting dicoba adalah bagaimana dengan budidaya belut itu dapat dipenuhi kebutuhan nutrisi serta gizi komunitas bukan kebutuhan pasar. Cara pandang komoditas secara perlahan-lahan digantikan pada cara panda ekonomi subsistem.
Dengan demikian, pendidikan berbasis komunitas adalah salah satu solusi lebih untuk Indonesia yang masih kental dengan kultur kekerabatan. Ketika potensi-potensi besar anak desa diambil alih, dan dimanfaatkan oleh kepentingan orang atau institusi kota, maka sesungguhnya hal itu merupakan suatu keprihatinan tersendiri. Pertanyaan kemudian adalah kenapa mesti belajar ke kota kalau sudah susah-susah invest waktu dan biaya untuk sekedar transport, pengadaan seragam, sepatu, terus sampai ke kota (sekolah) digurui, diajari, dan dijejali sejumlah “pelajaran” yang sebagian besar berbeda dengan kebutuhan anak dan komunitasnya? Di sekolah tidak terjadi proses belajar, yang terjadi lebih dominan proses mengajar dan diajar. Dengan demikian, efektifitas penyerapan pengetahuan pun akan turun drastic sampai tinggal sekitar 5% (banking system). Berbeda dengan pembelajaran berbasis kebutuhan. Kalau greget butuh atas pengetahuan itu sudha muncul maka nantinya tidak hanya 100%, sangat dimungkinkan akan melampaui itu, ketika terpenuhi kebutuhan atas pengetahuan itu dapat dipastikan akan berkembang terus yang tiada habisnya.
Untuk itu, kami bersama-sama merumuskan prinsip-prinsip dasar pendidikan komunitas sebagai berikut :
1.    Membebaskan. Selalu dilandasi semangat membebaskan, dan semangat perubahan kea rah yang lebih baik. Membebaskan berarti keluar dari belenggu legal formalistic yang selama ini menjadikan pendidikan tidak kritis dan tidak kreatif. Sedangkan semangat perubahan lebih diartikan pada kesatuan proses pembelajaran.
2.    Keberpihakan. Adalah ideology pendidikan itu sendiri, dimana pendidikan dan pengetahuan hak selurug warga Negara.
3.    Partisipatif. Mengutamakan prinsip partisipatif antara pengelola, murid, keluarga, serta masyarakat dalam merancang bangun sistem pendidikan yang sesuai kebutuhan. Hal ini akan membuang jauh citra sekolah yang dingin dan tidak berjiwa yang selalu dirancang oleh intelektual “kota” yang tidak membumi (tidak memahami kebutuhan nyata masyarakat)
4.    Kurikulum berbasis kebutuhan. Utamanya terkait dengan sumber daya local yang tersedia. Belajar adalah bagaimana menjawab kebutuhan akan pengelolaan sekaligus penguatan daya dukung sumber daya yang tersedia untuk menjaga kelestarian serta memperbaiki kehidupan.
5.    Kerjasama. Metodologi pembelajaran yang dibangun selalu berdasarkan kerjasama dalam proses pembelajaran. Tidak perlu ada lagi sekat-sekat dalam proses pembelajaran, juga tidak perlu ada dikotomi guru dan murid, semuanya adalah murid (orang yang berkemauan belajar). Semuanya adalah tim yang berproses secara partisipatif. Kerjasama dari antarindividu berkembang ke antarkelompok, antardaerah, antarnegara, antarbenua, dan antarsemuanya :
6.    Sistem evaluasi berpusat pada subjek didik. Puncak keberhasilan pembelajaran adalah ketika subjek didik menemukan dirinya, berkemampuan mengevaluasi diri sehingga tahu persis potensi yang dimilikinya, dan mengembangkannya sehingga bermanfaat bagi yang lain.
7.    Percaya diri. Pengakuan atas keberhasilan bergantung pada subjek pembelajaran itu sendiri. Pengakuan dalam bentuk apapun (termasuk ijazah) tidak perlu dicari. Pengakuan akan dating dengan sendirinya manakala kapasitas pribadi dari subjek didik meningkat, dan bermanfaat bagi yang lain.
Melalui kesempatan ini, tentu kami butuh bersinergi dengan semuanya, mengingat tantangan-tantangan yang kita hadapi sedemikian besar. Di lingkungan masyarakat kita termasuk para state apparatus sudah sedemikian terinternalisir sistem nilai yang berbeda dengan budaya progresif. Sering masyarakat lebih suka melihat anaknya yang nurut sama guru, berperilaku dan berpakaian rapi, berambut pendek bagi laki-laki, panjang bagi perempuan, dan seterusnya. Celakanya kadang-kadang kita sendiri justru sebal melihat anak yang pada dasarnya kreatif hanya Karena berbeda dengan kebiasaan sehari-hari kita. Dengan demikian, ini yang justru paling berat adalah mengalahkan diri kita sendiri yan oleh Nabi SAW disebut lebih berat dari Perang Badar itu.
Padahal, di zaman Khalifah Umar Ibnu Khattab dimana situasi berjalan dengan tanpa perubahan yang signifikan saja muncul kata-kata Umar terkait dengan pendidikan yang sangat terkenal itu
“Didiklah anak-anakmu dengan pola pendidikan yang berbeda dengan pola pendidikan yang kalian dapatkan karena sesungguhnya mereka itu dilahirkan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu.”
Kata-kata di atas justru tepat di era sekarang ini, dimana dunia sudah menjadi digital. Anak-anak yang terlahir tahun 1982 yang selanjutnya disebut dengan generasi millennials ini, semestinya mendapat perlakuan pendidikan yang berbeda dengan para guru yang kebanyakan lahir jauh di bawah 1982. Celakanya, para guru muda yang pada tahun 2006 ini baru berusia 20 tahun mereka berwatak “tua” karena yang mereka dapatkan juga dari pola “tua” yang sudah out of date.
Salatiga, 17 Ramadhan 1427 H
Bahruddin

Ingat-ingat

jalan rutin tiap pagi (pas musim kemarau)

Ingat dulu, ketika hidup di desa Pesawahan (bener-bener banyak sawahnya), setiap kali berangkat sekolah selalu melewati rute ini :
1. perkampungan, disapa sana-sini :"Gasik, bu?" dll;
2. area perkuburan, selalu terbersit pertanyaan dalam hati, sedang apa ya mereka? Astaghfirulloh, jadi ingat mati
3. sawah-sawah, melewati para petani (sekaligus tetangga) mulai dari macul, nyebar benih, tandur (tanam), sampe panen
Kangen, tapi tak ingin kembali ;)

Saturday, June 19, 2010

Pagi Itu

foto diambil ketika perjalanan berangkat ke sekolah (dulu pas masih di Pesawahan)

Atya

Kotak Ajaib


Ketika hampir semua orang mewajibkan benda ini ada di rumah mereka, alhamdulillah sampe saat ini belum ada rejeki untuk memilikinya.

*kalopun ada rejeki, sepertinya benda ini akan menjadi prioritas akhir :D

Thursday, June 17, 2010

DIGITAL COMPETITION @ MANTOS

Sekolah Citra Kasih Manado mengadakan Digital Competition yang terbuka untuk umum dan di adakan di Manado Town Square (Mantos) pada tanggal 26 Mei 2010. Dalam lomba ini yang dipertandingkan adalah pelajaran Matematika dan English, yang membuatnya berbeda adalah semua pertanyaan dan menjawabnya melalui computer. Kemudian hasil jawaban yang benar atau salah bisa langsung terlihat di layar LCD. Dalam event ini SCK manado memadukan aspek akademic dengan entertainment sehingga membuat acaranya sangat menarik untuk ditonton oleh semua audience. Selain trophy pemenang juga mendapat uang tabungan dari sponsor.






STUDENTS PERFORMANCE AT MANTOS

Grade 1 menampilkan tarian modern campuran antara boys dan girls, serta membawakan lagu dengan diiringi alat musik Angklung.

Cheerleaders Grade 2 girls

Grade 2 boys

Grade 3 mempresentasikan project entrepreneur mereka yaitu “Dream Land” dihadapan pengunjung Mantos dengan menggunakan bahasa inggris.

Grade 4

NURSERY & KINDERGARTEN "IN ACTIONS"

Foto: kiri atas Tania K1, Delon K2, kiri bawah Rich K2, & Nathan K1.
Peserta Digital Competition dari Kindergarten sedang mengikuti lomba.

Kindergarten 2 membawakan mandarin dance (girls) dan basket dance (boys)

Kindergarten 1 girls dengan cheerleaders dance dan K1 boys membawakan Mandarin rhymes.

Dance yang dibawakan oleh Nursery 2


Nursery 1 dengan "Free style dance"

Di sela–sela Digital Competition parents dan pengunjung mall disuguhkan berbagai macam pertunjukan oleh SCK students dari Nursery 1&2, Kindergarten 1&2 dan Primary 1—4. Pertunjukan tersebut diantaranya adalah lagu-lagu, projects presentation, mandarin poem, tongue twister (English subject), Math quiz, life cycle (science), modern dances, sport dance, mandarin dance, angklung, music ensembles, choir dan ballet.

KINDER DRAWING COMPETITION

Pada tanggal 1 Juni 2010 sebagian students K1 & K2 berpartisipasi mengikuti lomba mewarnai yang diadakan oleh Toy City bertempat di Manado Town Square. Dan Juga pada tanggal 4-5 Juni 2010 di Mega Trade Center students SCK terutama K1 & K2 berpartispasi dalam lomba Kid’s Neat & Tidy Race (Lomba merapikan tempat tidur). Pada lomba ini Linsay Sukendar (K1) berhasil meraih juara II, serta Amelia Pangestu (K2) berhasil meraih juara harapan I

Kegiatan didalam kelas N & K selain kegiatan academic students juga diajarkan supaya menjadi lebih mandiri dalam hal-hal yang kecil mulai dari belajar makan sendiri dan merapikan tempat makan setelah usai selesai.

GEBER & CLASS ACTIVITIES

Ket: Foto 1 Spanduk Lomba. Foto 2 Peserta Kelas 1 SD. Foto 3 Peserta Kelas 2. Foto 4 Penonton. Foto 5 Penonton. Foto 6 Peserta Kelas 3.

Tanggal 2 Mei 2010 JARITMATIKA mengadakan lomba GEBER (Gemar Berhitung) tingkat SD kelas 1 - 3 yang diikuti oleh sekolah - sekolah di Manado yang bertempat di Mega Mall Manado. Sekolah Citra Kasih mengikuti lomba tersebut dengan mengirimkan utusan untuk kelas 1—3 SD; kelas 1: Matt S, Fabio S & Vittorio W; kelas 2: Brandon K, Paul B & Ricardo P; Kelas 3: Jasson P, Billy P & Julio W. Terlihat anak-anak begitu antusias dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, namun pada kesempatan kali ini SCK belum berhasil memboyong piala. Orang tua juga sangat mendukung murid-murid dalam menyemangati mereka sewaktu diatas panggung dengan responsnya terhadap jawaban yang benar dan salah. Horeeiiii....

Adapun tujuan dari diikut sertakannya murid-murid SCK dalam perlombaan itu adalah untuk mengukur kemampuan siswa dalam pelajaran matematika dan menumbuhkan jiwa kompetisi dalam diri pribadi anak serta melatih self confidence mereka.

Ket: Foto 1 Grade 2 sedang mengadakan eksperimen tentang udara dengan menggunakan balon dan benang. Foto 2 Grade 3 with Ms. Jelly Setiap pagi disetiap kelas diadakan worship. Foto 3 Science class grade 2 with Mr. Glen belajar eksperimen dengan menonton video melalui internet, website YouTube dan diproyeksikan dengan OHP. Foto 4 Grade 3 Math class with Mr. Vick. Foto 5 Science class grade 5 with Mr. Hadi. Foto 6 Grade 2 Bahasa Indonesia with Ms. Seska. Foto 7 Grade 2 Social Class with Ms. Jelly. Foto 8 Grade 1 Music class with Ms. Olga. Foto 9 Grade 4 English class with Ms. Jeany.


KARTINI'S DAY

Grade 4 Foto: 1. Cliff S 2. Lycira M 3. Moses R 4. Grade 4 5. Bella K 6. winner of best costume 7. Audreen

Grade 3 foto 1. Grade 3 2. Jasson & Angie 3. Jaquin & Billy 4. Boys 5. Girls 6. Julio

Foto : 1. Evan S 2. Winners 3. Earlane 4. Grade 2 5. Jason T 6. Abel, Ms. Jelly & Astika 7. Rachel. Students membacakan puisi tentang ibu RA Kartini.


Grade 1 foto: 1. Noel 2. Winners 3. Anita 4. Grade 1 5. Fabio 6. Zefanya 7. Theo.

Pada perayaan hari Kartini (Pahlawan Pendidikan kaum Wanita) tahun ini students SCK diwajibkan menggunakan pakaian adat nusantara dengan maksud agar mereka lebih mengenal dan mencintai budaya Indonesia, selain itu mereka juga berlomba membacakan puisi tentang ibu R.A Kartini

Kinder & Nurserty @ Pet Shop

Kindergarten & Nursery pada tanggal 26 Maret 2010 melakukan trip ke PET SHOP. Pada even ini student belajar mengenai animals, disana mereka bisa melihat atau memegang langsung PETS yang ada di toko tersebut diantaranya adalah ular, macam-macam anjing, tupai, kucing, kura-kura & ikan-ikan. Di antara mereka seperti tampak dalam foto ada yang sangat berani memegang ular tetapi ada juga yang takut terhadap ular. Maksud dan tujuan dari even ini supaya student bisa lebih banyak mengenal dan mengetahui tentang dunia hewan serta ciri-ciri dari hewan-hewan tersebut yang berbeda-beda.

Kata Mereka

Kata mba Wesi : "Dalam diam, aku temukan ketenangan hati."
mba Iis : "Sebenarnya aku bukan pendiam, hanya lebih menjaga (lidah)"

Tuesday, June 15, 2010

Pelangi di Hati Ummi

Sore itu, ummi tengah kalut hatinya. Dia sedang menunggu suaminya pulang untuk kemudian menjemput seorang bocah istimewa dari tempat penitipan. Kekesalan ummi tersebut dikarenakan sang suami yang tidak kunjung kembali, padahal hari semakin senja, dan mendung mulai menguasai langit.
“Bagaimana ini? Sudah sore dan sepertinya mau hujan,” gumam ummi merasa khawatir sekaligus rindu.
Tiba-tiba bunyi sepeda motor yang sudah sangat dihafal ummi terdengar; sepeda motor milik suaminya. Disertai celoteh riang dari seorang bocah. Ternyata sang suami sudah menjemput bocah istimewa tersebut, tanpa mengajak ummi. Sontak, demi mendengar suara yang sangat dirindukannya terdengar, ummi berlari sambil memanggil si bocah, “Sini sayang, anak sholehah.”
“Kok baru pulang sayang? Ummi kangen sangat, anak solehah.”
Kemudian ummi memeluk dan menggendong si bocah.
“Ummi sendirian ya?” tanya si bocah.
“Iya sayang. Ummi nunggu dari tadi.”
Si bocah menatap wajah ummi lekat-lekat dan berkata, “Maaf ya, mi?”
Subhanalloh, hati ummi berpelangi. Indah. Kata maaf keluar dari mulut seorang bocah berumur 2,8 tahun hanya karena ummi-nya sendirian. Terulang sampai dua kali.
“Iya sayang, ga apa-apa. Ummi kangen sangat.”
“Ummi sayang Aya,” Kalimat ini bukan terlontar dari mulut ummi, tapi mulut si bocah. Ah, bertambah warna pada pelangi di hati ummi.
“Iya, ummi sayang Aya.”

Terima kasih ya sayang, anak sholehah, selalu ada pelangi indah yang kau buat di hati ummi.

Topi Batu

Anda tahu serial kartun Doraemon, seekor – apa sebuah ya? – robot kucing dari masa depan yang menjadi sahabat sekaligus penolong seorang anak Jepang bernama Nobi Nobita dan kawan-kawannya. Hebatnya, si robot bernama Doraemon ini bisa mengeluarkan alat-alat canggih dari dalam kantong yang terdapat di perut Doraemon. Macam-macam alat canggih dari masa depan yang dibutuhkan oleh Nobita dan kawan-kawan (Sizuka, Giant, dan Suneo) ada di kantong ajaib ini, seperti pintu kemana saja, baling-baling bambu, senter ajaib, dll.
Tersebutlah di salah satu komik Doraemon :Petualangan – saya lupa nomor dan judul komik tersebut :D – ada sebuah alat bernama “topi batu”. Bentuknya bulat, mirip kopiah yang biasa dipakai laki-laki untuk sholat, berwarna abu-abu; warna batu. Cara kerja topi ini adalah : ketika Nobita dkk memakainya, mereka akan dianggap tidak ada, bukan menghilang lho ya. Sama seperti batu, bukankah batu selalu ada dan banyak? Tapi karena terbiasa ada (dan jumlahnya yang tidak sedikit), batu cenderung diabaikan orang. Saking biasa, jadi dianggap tidak ada.
Sepertinya, tanpa memakai topi batu milik Doraemon ini, saya sudah (seperti) batu ;)

Untitled

Sudah lama mereka di dalam
Ada yang 12 tahun, ada juga yang kurang
Tidak akan pernah penuh
Walaupun berpuluh-puluh dari mereka memasukinya

Ada yang sudah hampir masuk
Tapi aku urungkan
Belum aku ijinkan
Mungkin nanti, mungkin juga tidak

Ada yang masih di luar
Mengira sudah di dalam
Nyatanya? Aku menolak!
Tidak!
Tidak sekarang
Mungkin nanti, mungkin juga tidak

Ada juga yang bahkan tidak melirik
Apalagi mengetuk
Tapi aku tarik mereka masuk
Tanpa paksaan
Karena, bahkan mereka pun tidak tahu
Sudah kumasukkan ke dalam

Ah, sudah banyak rupanya
Tapi tidak sesak
Masih banyak ruang untuk mereka-mereka yang lain
Dan aku masih terus mengumpulkan
Aku masih menarik
Mereka ...

Sunday, June 13, 2010

Paling Suka

Paling suka nek pas pulang kerja ato mudik ato pulang dari mana saja, mas HEndrat bilang : "Ngerti ra si? Kangen lahir batin karo koe!" ;)

Saturday, June 12, 2010

Sendu

Malam ini, luruh sudah. Berpelukan, dan menangis bersama.
Sendu!

Pagi Kemarin

Pagi kemarin, sambil beraktifitas, iseng-iseng berpahala (insya Alloh, hehehe), meng-on-kan radio dan bertemu dengan ust. Muhibbin di RRI. Subhanalloh, beliau nek memberikan tausiyah,enak didengar dan nancep banget, masuk ke hati maksudnya. Kali ini beliau membahas tentang Alloh Maha Mendengar. Tapi yg paling nancep adalah penjelasan beliau tentang lidah. Bahwa sebagian besar manusia yang masuk neraka adalah disebabkan karena lidah mereka. Astaghfirulloh. Ya, barang siapa yg menjaga lidah/lisan mereka, niscaya Alloh akan menjaga harga diri mereka. Berapa banyak orang yg jatuh kehormatannya karena tidak bisa menjaga ucapan? Berapa banyak orang yg jatuh kewibawaannya karena kurang menjaga lidah? Berapa banyak orang yg menyimpan dendam, memendam kedengkian, hanya karena kalimat yg terlontar dari mulut? Benarlah kata Imam Al-Ghazali, yang paling tajam di dunia ini adalah lidah; bukan pisau atau pedang yg baru diasah sekalipun, tapi lidah. Ah, luka berdarah karena terkena pisau bisa cepat sembuh, cukup di-betadin, 1-2 hari sudah tidak terasa sakitnya. Tapi luka hati karena tajamnya lidah??? Butuh waktu yg tidak sebentar untuk menyembuhkannya.

Maka, ingat pesan Rasululloh SAW : bicara baik atau diam. Semoga.