Sarwoto Atmosutarno
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Pembangunan fasilitas Research and Developement (R&D) Telkomsel tidak hanya sekedar meningkatkan ekosistem jaringan wireless dan evolusi teknologi komunikasi. Namun juga memfokuskan kegiatan pada pengembangan green technology.
Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto Atmosutarno, menjelaskan pihaknya menyadari keterbatasan sumber energi dan maraknya tren penggunaan energi alternatif serta perlunya kelestarian alam. Hal ini membutuhkan terobosan penerapan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi.
"Karena itu, salah satu fokus yang akan dilakukan adalah pengembangan green technology melalui sumber energi alternatif," paparnya dalam launching fasilitas Telkomsel R&D, Gedung Telkom Riset dan Teknologi (RISTUI), Bandung, Senin (5/12).
Sumber energi alternatif yang dimaksud antara lain pengembangan solar cell, mikrohidro, dan fuel cell. Penggunaan sumber alternatif itu sudah dilakukan tak kurang dari 2.200 Base Transceiver Station (BTS) di seluruh nusantara.
Tak hanya itu, Telkomsel berencana memperluas pemakaian Green Building Automation Solution (GBAS), energi angin, dan efisiensi energi data center. Pada bidang radio dan core, Telkomsel mempersiapkan teknologi Cloud RAN dan Core Convergence.
"Dari apa yang diujicobakan dalam BTS, masyarakat yang terisolasi dari pasokan aliran listrik konvensional mendapatkan manfaat dari sumber energi yang menggerakan BTS. Dengan demikian mendongkrak nilai perekonomian di wilayah tersebut," katanya.
• Republika
No comments:
Post a Comment