Showing posts with label MASUK SEKOLAH. Show all posts
Showing posts with label MASUK SEKOLAH. Show all posts

Sunday, December 18, 2011

KONSEP SEKOLAH ALAM

Konsep belajar bersama alam ini digagas oleh Lendo Novo yang terinspirasi dari perjalanan hidup Rasulullah Muhammad s.a.w.
Konsep dasar sekolah alam adalah:
1. Pemahaman alam & bisnis sebagai media belajar harus mengacu pada firman-firman Allah SWT yang menyuruh kita memahami proses penciptaan alam semesta dan cara mencari rizki secara halal.
2. Dengan pemahaman yang tinggi terhadap proses penciptaan alam semesta (science & technology) dan cara mencari rizki secara halal, maka manusia diyakini mampu menjadi khalifahtullah fil ardh.
3. Hanya media alam semesta yang mampu mengajarkan ilmu pengetahuan secara integral (holistic) & aplikatif (amaliyah) hingga mencapai posisi rahmatan lil alamin.

Konsep Sekolah Alam

Sekolah Alam adalah sekolah dengan konsep pendidikan berbasis alam semesta. Dasar dari konsep tersebut adalah Al Qur'an dan Hadits, bahwa hakikat penciptaan manusia adalah untuk menjadi pemimpin di muka bumi.
Dengan demikian hakikat tujuan pendidikan adalah membantu anak didik tumbuh menjadi manusia yang berkarakter. Menjadi manusia yang tidak saja mampu memanfaatkan apa yang tersedia di alam, tapi juga mampu mencintai dan memelihara alam lingkungannya.


Belajar dari Semua

Di Sekolah Alam, tidak hanya murid yang belajar. Gurupun belajar dari murid. Bahkan orang tua juga belajar dari guru dan anak-anak.
Di Sekolah Alam anak-anak tidak hanya belajar di kelas. Mereka belajar di mana saja dan pada siapa saja. Mereka belajar tidak hanya dari buku tapi dari apa saja yang ada di sekelilingnya. Dan yang jelas mereka belajar tidak untuk mengejar nilai, tapi untuk bisa memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Dan di Sekolah Alam keseragaman bukan pada apa yang dikenakan, tapi pada akhlaknya.


Fun Learning

Belajar di alam terbuka, secara naluriah akan menimbulkan suasana 'fun', tanpa tekanan dan jauh dari kebosanan. Dengan demikian akan tumbuh kesadaran pada anak bahwa 'learning is fun' dan sekolah identik dengan kegembiraan.
Namun sebagus apapun konsep yang disusun, tidak akan sempurna hasilnya tanpa guru yang berkualitas dan berdedikasi. Menjaga kualitas dan dedikasi hanya bisa dilakukan bila sang guru mempunyai visi pendidikan yang jelas dan memahami prinsip dasar bahwa setiap anak adalah individu yang unik. Untuk mencapai itu semua, Sekolah Alam menempatkan kesejahteraan guru sebagai prioritas utama.

Konsep Sekolah Alam
Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha mengembangkan pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk yang ada di alam semesta. Dalam konsep pendidikan Sekolah Alam terdapat 3 fungsi antara lain :
• Alam sebagai ruang belajar
• Alam sebagai media dan bahan ajar
• Alam sebagai objek pembelajaran

Proses pembelajaran Sekolah Alam menyandarkan pada 4 (empat) pilar
1. Pengembangan akhlak yang baik (akhlaqul Karimah)
2. Pengembangan logika dan daya cipta melalui percobaan (Experiental Learning)
3. Pengembangan kepemimpinan dengan metode Outbond Training
4. Pengembangan kemampuan berwirausaha (Entrepreneurship)

Pengembangan APE mengikuti konsep alam.
Konsep konservasi
Konsep Natural
Konsep keseimbangan
Konsep Technology

Saturday, December 17, 2011

KONSEP SEKOLAH RAMAH ANAK

1. Pengertian Sekolah
Kata sekolah secara bahasa berasal dari bahasa latin: skhole, scola, scolae, schola yang berarti “waktu luang”.26)
Untuk memahami apa sebenarnya waktu luang, Krishnamurti (1981) menerangkan:27)
“Arti senggang ialah batin mempunyai waktu tak terbatas untuk mengamati: mengamati apa yang terjadi di sekelilingnya dan apa yang berlangsung dalam dirinya sendiri; Senggang berarti bahwa batin tenang, tidak ada motif, dan karena itu tidak ada arah. Inilah senggang, dan hanya dalam keadaan inilah batin mungkin belajar, tidak hanya sains, sejarah, matematik, tetapi juga tentang dirinya sendiri”.

Inilah pengertian sekolah sesungguhnya. Sekolah bukan hanya tempat untuk memperoleh pengetahuan atau informasi sebanyak-banyaknya tapi jauh lebih penting dari semua itu adalah sebagai wadah bagi guru dan siswa untuk sama-sama belajar, sama-sama mengamati apa yang terjadi di seklilingnya dan terlebih lagi pengamatan terhadap diri masing-masing. Kesemua itu harus terjadi pada saat batin tenang dan itulah makna senggang sesungguhnya. Belajar dapat berlangsung dengan sempurna pada saat batin tenang tanpa tekanan.28)


2. Pengertian Ramah Anak

Menurut UNICEF Innocentty Research dalam kata ramah anak (CFC), ramah anak berarti menjamin hak anak sebagai warga kota.48)
Sedangkan Anak Wayang Indonesia dalam masyarakat ramah anak mendefinisikan kata ramah anak berarti masyarakat yang terbuka, melibatkan anak dan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak.
Prinsip utama upaya ini adalah “non diskriminasi”, kepentingan yang terbaik bagi anak, hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan serta penghargaan terhadap pendapat anak.
Mengapa harus anak? Sesuai bunyi Pasal 4 UU No.23/2002 tentang Perlindungan Anak disebutkan setiap anak berhak untuk dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dan kekerasan dan diskriminasi. Salah satu hak dasar anak tersebut adalah hak berpartisipasi yang diartikan sebagai hak untuk mengeluarkan pendapat dan didengarkan suaranya.49)

Keluarga adalah komunitas terdekat bagi anak didik. Lingkungan keluarga yang ideal bagi anak adalah sebuah lingkungan keluarga yang harmonis, sehat baik lahir maupun batin. Lingkungan semacam ini hanya dapat tercipta manakala sebuah keluarga dapat memenuhi beberapa indikator sebagai berikut:50)
a. Mampu memberikan hidup yang layak bagi (sandang, pangan, papan), kesehatan dan pendidikan yang memadai bagi anak.
b. Mampu memberikan ruang kepada anak untuk berkreasi, berekspresi, dan berpartisipasi sesuai dengan tingkat umur dan kematangannya.
c. Mampu memberikan perlindungan dan rasa aman bagi anak.

Lingkup selanjutnya adalah lingkungan (masyarakat). Lingkungan masyarakat yang mampu melindungi, nyaman dan aman akan sangat mendukung perkembangan anak. Anak sebagai pribadi yang berkembang dan mencari jati diri. Dalam pencariannya anak mempunyai kecenderungan untuk mencoba hal baru serta mencari pengakuan dari sekitarnya. Dalam kerangka ini anak seringkali berusaha meniru atau menjadi beda dengn sekitarnya.


Indikator Sekolah Ramah Anak (SRA)
Sekolah ramah anak adalah sekolah yang terbuka melibatkan anak dan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak. Untuk mencapai itu semua diperlukan indiaktor untuk bisa mencapainya, diantaranya adalah sebagai berikut:51)

a. Inklusif secara proaktif
1)Secara proaktif mencari semua anak yang termarginalisasi dari pendidikan.
2)Mempromosikan dan membantu anak untuk memonitor hak-hak dan kesejahteraan semua anak di masyarakat.
3)Menghargai keberagaman dan memastikan kesetaraan kesempatan.
4)Memberikan pendidikan yang bebas biaya dan wajib serta murah dan aksesibel.

b. Sehat, Aman dan Protektif
1)Fasilitas toilet yang bersih.
2)Akses kepada air minum yang bersih.
3)Tidak ada kuman fisik atau gangguan.
4)Pencegahan HIV dan AIDS dan non diskriminasi.

c. Partisipasi Masyarakat
1)Terfokus pada keluarga
a) Bekerja untuk memperkuat keluarga sebagai pemberi asuhan dan pendidikan utama bagi anak.
b) Membantu anak, orang tua dan guru membangun hubungan harmonis dan kolaboratif.
2)Berbasis komunitas
a) Mendorong kemitraan setempat dalam pendidikan.
b) Bertindak dalam dan dengan masyarakat untuk kepentingan.
d. Efektif dan berpusat pada anak
1)Bertindak menurut kepentingan terbaik tiap anak.
2)Peduli kepada anak “seluruhnya”; kesehatan, status gizi dan kesejahteraan.
3)Peduli tentang apa yang terjadi kepada anak sebelum mereka masuk sekolah dan setelah pulang dari sekolah.
4)Metode yang kreatif di dalam ruang kelas.
e. Kesetaraan gender
1)Mempromosikan kesetaraan gender dalam penerimaan dan prestasi.
2)Bukan hanya kesempatan yang sama tetapi kesetaraan.
3)Menghilangkan stereotipe gender.
4)Menjamin fasilitas, kurikulum, buku dan pengajaran yang sesuai untuk anak perempuan.

f. Sistem Sekolah Ramah Anak
1)Pengajaran yang sesuai dengan kurikulum kemampuan dan gaya belajar tiap anak.
2)Belajar aktif, kooperatif, dan demokratis.
3)Isi terstruktur dan materi dan sumber daya yang berkualitas baik.
4)Mengajar anak bagaimana belajar: melindungi anak dari pelecehan dan bahaya kekerasan.


Ciri-ciri Sekolah Ramah Anak
Ada beberapa ciri-ciri Sekolah Ramah Anak yang ditinjau dari beberapa aspek:52)

a. Sikap terhadap murid
1)Perlakuan adil bagi murid laki-laki dan perempuan, cerdas-lemah, kaya-miskin, normal-cacat, anak pejabat-anak buruh.
2) Penerapan norma agama, sosial dan budaya setempat.
3)Kasih sayang kepada murid, memberikan perhatian bagi mereka yang lemah dalam proses belajar karena memberikan hukuman fisik maupun nonfisik bisa menjadikan anak trauma.
4)Saling menghormati hak-hak anak, baik antar murid, antar tenaga, kependidikan serta antara tenaga kependidikan dan murid.

b. Metode Pembelajaran
1)Terjadi proses belajar sedemikian rupa sehingga siswa merasakan senang mengikuti pelajaran, tidak ada rasa takut, cemas dan was-was, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif serta tidak merasa rendah diri karena bersaing dengan teman siswa lain.
2)Terjadi proses belajar yang efektif yang dihasilkan oleh penerapan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif. Misalnya: belajar tidak harus di dalam kelas, guru sebagai fasilitator proses belajar menggunakan alat bantu untuk meningkatkan ketertarikan dan kesenangan dalam pengembangan kompetensi, termasuk lingkungan sekolah sebagai sumber belajar (pasar, kebun, sawah, sungai, laut, dll).
3)Proses belajar mengajar didukung oleh media ajar seperti buku pelajaran dan alat bantu ajar/peraga sehingga membantu daya serap murid. Guru sebagai fasilitator menerapkan proses belajar mengajar yang kooperatif, interaktif, baik belajar secara individu maupun kelompok.
4)Terjadi proses belajar yang partisipatif. Murid lebih aktif dalam proses belajar. Guru sebagai fasilitator proses belajar mendorong dan memfasilitasi murid dalam menemukan cara/ jawaban sendiri dalam suatu persoalan.
5)Murid dilibatkan dalam berbagai aktifitas yang mengembangkan kompetensi dengan menekankan proses belajar melalui berbuat sesuatu (learning by doing, demo, praktek, dll).

c. Penataan Kelas
1)Murid dilibatkan dalam penataan bangku, dekorasi dan ilustrasi yang menggambarkan ilmu pengetahuan, dll. Penataan bangku secara klasikal (berbaris ke belakang) mungkin akan membatasi kreatifitas murid dalam interaksi sosial dan kerja dikursi kelompok.
2)Murid dilibatkan dalam menentukan warna dinding atau dekorasi dinding kelas sehingga murid menjadi betah di dalam kelas.
3)Murid dilibatkan dalam memajang karya murid, hasil ulangan/ test, bahan ajar dan buku sehingga artistik dan menarik serta menyediakan space untuk baca (pojok baca).
4)Bangku dan kursi sebaiknya ukurannya disesuaikan dengan ukuran postur anak Indonesia serta mudah untuk digeser guna menciptakan kelas yang dinamis.

d. Lingkungan Kelas
1)Murid dilibatkan dalam mengungkapkan gagasannya dalam menciptakan lingkungan sekolah (penentuan warna dinding kelas, hiasan, kotak saran, majalah dinding, taman kebun sekolah, dll).
2) Tersedia fasilitas air bersih, hygiene dan sanitasi, fasilitas kebersihan dan fasilitas kesehatan.
3)Fasilitas sanitasi seperti toilet, tempat cuci, disesuaikan dengan postur dan usia anak.
4)Di sekolah diterapkan kebijakan/peraturan yang mendukung kebersihan dan kesehatan. Kebijakan/peraturan ini disepakati, dikontrol dan dilaksanakan oleh semua murid (dari-oleh-dan untuk murid).

3. Prinsip Membangun Sekolah Ramah Anak
a. Sekolah dituntut untuk mampu menghadirkan dirinya sebagai sebuah media, tidak sekedar tempat yang menyenangkan bagi anak untuk belajar.
b. Sekolah merupakan tempat bermain yang memperkenalkan persaingan yang sehat dalam sebuah proses belajar-mengajar.
c. Sekolah perlu menciptakan ruang bagi anak untuk berbicara mengenai sekolahnya. Tujuannya agar terjadi dialektika antara nilai yang diberikan oleh pendidikan kepada anak.
d. Para pendidik tidak perlu merasa terancam dengan penilaian peserta didik karena pada dasarnya nilai tidak menambah realitas atau substansi para obyek, melainkan hanya nilai. Nilai bukan merupakan benda atau unsur dari benda, melainkan sifat, kualitas, suigeneris yang dimiliki obyek tertentu yang dikatakan “baik”. (Risieri Frondizi, 2001:9)
e. Sekolah bukan merupakan dunia yang terpisah dari realitas keseharian anak dalam keluarga karena pencapaian cita-cita seorang anak tidak dapat terpisahan dari realitas keseharian. Penting bagi peserta didik untuk memiliki pemahaman bahwa ilmu yang didapat di sekolah tidak terpisah dari kehidupan ri’il.
Untuk menyiasati hal tersebut sekolah dapat mengadakan jam khusus diluar jam sekolah yang berisi sharing antar anak maupun sharing antara guru dengan anak tentang realitas hidupnya di keluarga masing-masing, misalnya: diskusi bagaimana hubungan dengan orang tua, apa reaksi orang tua ketika mereka mendapatkan nilai buruk di sekolah, atau apa yang diharapkan orang tua terhadap mereka. Hasil pertemuan dapat menjadi bahan refleksi dalam sebuah materi pelajaran yang disampaikan di kelas. Cara ini merupakan siasat bagi pendidik untuk mengetahui kondisi anak karena disebagian masyarakat, anak dianggap investasi keluarga, sebagai jaminan tempat bergantung di hari tua (Yulfita, 2000:22).

Thursday, December 15, 2011

MEMILIH SEKOLAH YANG BAIK

Tentang Kesiapan anak bersekolah (khususnya dar TK yang mau masuk SD)

Bagi anak, yang membuat mereka senang di sekolah adalah ketika mereka dapat bermain dan bergembira bersama teman-temannya (berdasar pengamatan dan pengalaman kak Wien 13 tahun mendampingi anak2 TK dan SD).
Tapi yang terjadi sekarang, tuntutan akademis tampaknya lebih menonjol, termasuk kemampuan baca tulis hitung di pra sekolah. sebenarnya bagi anak TK membaca bukan yg wajib, cuma karena tuntutan masuk SD anak harus sudah bisa baca. Bagi anak, membaca butuh masa peka, butuh waktu, dan butuh kenyamanan
Bagi orang tua yang anaknya belum bisa baca, berikut tips-nya:
1.tetap tenang (jangan panik, karena akan menambah beban anak dan panik-nya bisa menular ke anak)
2.ajari terus menerus dg cara yg nyaman
3.kalaupun tidak dapat masuk SD tertentu karena belum bisa membaca, cobalah cari sekolah alternatif yang tidak mensyaratkan membaca

Kapan sebenarnya anak siap masuk SD?
disarankan setelah anak ber umur 6 tahun per bulan juli
Apa resiko kalo anak masuk sekolah kurang umur:
akan cenderung mengalami berbagai masalah terutama masalah belajar di kelas 3-4
jika mengalami masalah di kelas 3-4, cenderung akan terulang di kelas 2-3 SMP, berkaitan dg pubertas
research by elly risman :dari 500 anak kelas 6 sd sampai kelas 2 smp 120 sudah melakukan seks bebas
kenapa? pelampiasan...terlalu banyak beban

So, biarkan anak benar-benar matang untuk siap masuk sekolah
Bagaimana tips membantu mematangkan anak?
1.perbaiki komunikasi
2.berikan perhatian yg cukup
3.sentuhan fisik dan hati...ayah dan bunda
Untuk anak kelas 1-3, yg penting anak enjoy....biarkan anak menikmati sekolahnya, jangan terlalu banyak beban dan target, dan yang penting jangan mematikan kreativitas anak

beberapa stressor (hal yang memicu stress) pada anak:
1. sakit sampai dirawat di rumah sakit (dirawat 1 hari stressnya setahun)
2. punya adik baru (stressnya sekitar 2 th)

Perlukah anak pra sekolah diikutkan kursus?
Boleh, untuk hal-hal yang tidak ditargetkan dan cenderung mengasah kecerdasan musik atau kinestis, misalnya gambar, musik, olah raga, menari (bisa dimulai sejak anak umur 3 tahun) dengan catatan anak 'enjoy' dan menyukainya. Kenapa? kegiatan ini sebagai penyeimbang otak, brain balancing.
Hindari atau tunda kursus yang mempunyai target dan cenderung mengasah kecerdasan verbal atau numeriknya, misalnya kursus bahasa, matematika (dengan berbagai ragamnya, mis kumon, sempoa, jaritmatika, etc), baca tulis hitung.
kursus jangan membebani anak...jangan sampai anak merasa ga asik, anak ga nyaman
amannya usetelah 8 th, karena anak sudah mulai bisa ditargetkan
pastikan kebutuhan psikologis anak terakses ketika mengikuti berbagai kursus

Konsentrasi pada anak
untuk masuk SD, sebaiknya konsentrasi anak sebaiknya sudak baik atau minimal cukup

Bagaimana meningkatkan konsentrasi:
minimalkan konflik dg anak, terutama pada waktu anak bangun tidur, mandi, makan, dan belajar

sebuah penelitian membuktikan:
1 menit dimarahi 24 jam konsentrasi anak buyar
10 detik diomeli 4 jam konsentrasi anak buyar
menurunkan beban psikologis :
- berenang bersama ayah...lebih fun

study style
auditory...bisa belajar kalo ada suara...sepi malah stress...
visual lebih sensitif...jangan menyalakan tv, gangguannya game, konsentrasi cepet buyar

kinestetik... banyak gerak, ga bisa diem

pemrosesan di otak
anak tipe holistik... anak cenderung mudah bosan, cuek, konsentrasinya agak susah, lebih berani mengungkapkan, 
aga susah mencari sekolah ideal (pengennya deket, pulang cepet, murid dikit, nyaman). unuk anak ini mengenalkan sekolah jangan dadakan (minimal 5 bulan sebelumnya)...harus didisiplinkan

anak tipe analitik...cenderung lebih teratur, konsentrasi lebih panjang..lebih sensitif
cari sekolah lebih gampang, boarding school ok, homeschooling ok, yg penting ada temen (pengaruhnya besar)
cenderung auto learning

memilih sekolah yg sehat
survey sekolah pas hari sekolah...pas jam istirahat..kalo anak keluar dari kelas heboh, happy kaya bebas dari beban mungkin sekolahnya atau belajarnya terlalu banyak beban, tapi kalau biasa aja berarti sekolahnya asik. kalau gurunya ikut keluar pas istirahat, berarti cukup komunikatif, tapi kalau istirahat aja guru ga keluar, warning.
survey dan liatlah sekolah secara fisik..jangan terpengaruh spanduk...
ketika datang ke sekolah coba tanyakan, "masalah apa yang sering ditemui di sekolah?" sekolah yang sehat akan cukup terbuka dengan masalah yang mereka hadapi (kalo malah ga dijawab jangan dipilih sekolahnya...hehe)
sekolah harus open, yg dapat mengakses psikologis anak, jadi anak merasa nyaman di sana
Analogi memilih sekolah seperti menanam pohon, bibit ok, tempat juga harus ok agar dapat tumbuh subur dan optimal...