 sxc.hu
sxc.huTEMPO.CO , Jakarta- Tidak seperti pelanggan ponsel yang jumlahnya terus meningkat, pelanggan TV berbayar di Indonesia tumbuh lamban.
"Selama  15 tahun sejak kemunculannya, saat ini jumlah pelanggan TV berbayar di  Indonesia hanya 1,5 hingga 2 juta. Ini jauh berbeda dengan yang terjadi  pada telepon genggam," ujar Guntur S. Siboro, Deputy President Director  aora TV Satelit, dalam peluncuran aora9 di XXI Lounge, Rabu, 12 Januari  2012.
Guntur menambahkan angka tersebut hanya 5 persen dari 40  juta rumah tangga Indonesia yang memiliki perangkat televisi. "Artinya  dari 100 rumah hanya lima yang memiliki televisi berbayar," ujarnya  menambahkan.
Guntur mengatakan kendala terbesarnya adalah mindset  masyarakat yang merasa layanan TV memang sudah seharusnya tidak  berbayar. Padahal, menurut dia, tayangan TV gratis tersebut berimplikasi  pada banyaknya tayangan iklan yang memotong waktu penonton untuk  menikmati tayangan.
"Selain itu, mereka mementingkan rating karena itu tak jarang banyak masyarakat yang mengeluhkan tayangan TV saat ini," ujarnya.
Guntur  menambahkan saat ini pelanggan TV berbayar memang didominasi oleh  kalangan menengah ke atas. Namun ini tidak terlalu disebabkan oleh  alasan ekonomi, melainkan kalangan ini memang menghendaki tayangan yang  lebih berkualitas.
"Kalau soal harga, saat ini juga sudah  tersedia paket yang terjangkau untuk masyarakat. Sekarang tinggal  mengedukasi mereka," ujarnya.
Untuk menjangkau masyarakat yang  mempertimbangkan masalah harga, aora TV menyiasatinya dengan meluncurkan  "Paket Asyik" dengan tarif Rp 59 ribu per bulan.
Pelanggan aora  TV saat ini telah menembus angka 130 ribu orang, dengan 35 persen berada  di area Jabodetabek, 30 persen di Jawa, dan 35 persen lain di luar  Jawa. Tahun ini aora TV akan menambah kantor baru hingga mencapai lebih  dari 120 lokasi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.(RATNANING ASIH)
• TEMPO.CO
 
No comments:
Post a Comment