 Perusahaan telekomunikasi tidak dapat lagi mengandalkan pendapatannya  dari layanan voice dan SMS. Karena penetrasi layanan tersebut sudah  terjadi perlambatan.
Perusahaan telekomunikasi tidak dapat lagi mengandalkan pendapatannya  dari layanan voice dan SMS. Karena penetrasi layanan tersebut sudah  terjadi perlambatan. 
VIVAnews - Industri telekomunikasi telah menghabiskan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp27 triliun untuk peningkatan jaringan dan layanan data.
Besarnya  investasi ini dilakukan karena industri telekomunikasi akan  meningkatkan pendapatan dari bisnis layanan data, seiring perlambatan  pertumbuhan dalam layanan voice dan SMS.
Berdasarkan data  Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI) yang dihimpun dari 10  perusahaan telekomunikasi di Indonesia, industri telekomunikasi telah  membelanjakan investasi modal (capex) total sebesar lebih dari Rp30 triliun.
Dari  total belanja modal tersebut, sekitar 90 persen atau Rp27 triliun  diperuntukkan untuk upaya peningkatan jaringan dan layanan data.
"Perusahaan  telekomunikasi tidak dapat lagi mengandalkan pendapatannya dari layanan  voice dan SMS. Karena penetrasi layanan tersebut sudah terjadi  perlambatan,” kata Sarwoto Atmosutarno, Ketua ATSI di Jakarta, Jumat 13  Januari 2012.
Pada 2012, menurut Sarwoto, perusahaan  telekomunikasi akan serius pada layanan data dan menjadikan 2012 sebagai  tahun layanan data.
“Ini terlihat dari jumlah pelanggan data dan  broadband juga meningkat,” kata Sarwoto. “Layanan data mengalami  pertumbuhan mencapai lebih dari 100 persen. Kini jumlah pelanggan  broadband telah mencapai 70 juta pelanggan,” ucapnya. (art)
• VIVAnews
 
No comments:
Post a Comment