 Investasi di atas Rp1  triliun, sangat memungkinkan diberi tax holiday. Itu ada Peraturan  Menteri Keuangannya. Peraturan Pemerintahnya juga ada. Karena ini  semangat padat karya, hilirisasi industri. (pocketberry.com)
Investasi di atas Rp1  triliun, sangat memungkinkan diberi tax holiday. Itu ada Peraturan  Menteri Keuangannya. Peraturan Pemerintahnya juga ada. Karena ini  semangat padat karya, hilirisasi industri. (pocketberry.com)VIVAnews - Hambatan-hambatan yang dialami Research In Motion (RIM), produsen smartphone BlackBerry dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia, khususnya terkait ancaman pengenaan pajak yang lebih tinggi atau PPnBM karena memproduksi BlackBerry di Malaysia, sebenarnya tak perlu terjadi.
Menurut keterangan Menteri  Perdagangan Gita Wirjawan, jika produsen asal Kanada tersebut mau  bekerjasama, pemerintah siap memberikan insentif pada RIM.
“Masalah  BlackBerry itu simpel. Bersama Depkominfo, saya sudah bertemu dan  mereka menjelaskan posisi mereka,” kata Gita saat menyambangi VIVAnews,  Rabu, 4 Januari 2012. “Beberapa kali, mereka mengkomunikasikan untuk  bangun pabrik di Indonesia. Namun secara lisan, bukan tertulis,”  ucapnya.
Gita menyebutkan, pembicaraan tersebut berbasis  keyakinan. Indonesia merupakan satu-satunya harapan mereka. “Di China  dan India mereka  nabrak tembok. Pangsa pasar mereka turun, sahamnya  turun, dan nilai kapitalisasinya juga turun,” ucapnya.
Di  Indonesia, sebut Gita, mereka jualan 4-5 juta unit BlackBerry dan ke  depan akan lebih banyak lagi dan akan terus meningkat. “Sayangnya, nggak  tahu bagaimana, mereka ternyata melakukan pembicaraan dengan sebuah  perusahaan di Singapura bahwa mereka membuka fasilitas produksi di  Malaysia dan dengan skema outsourcing. Ini cerdik, tapi kan enggak  benar,” ucap Gita.
Akhirnya, kata Gita, ketika bertemu dengan  Menteri Perdagangan Kanada, pihaknya menyatakan, ini bukan masalah  government to government, ini masalah manajemen perusahaan. “Nah, kita  tunggu saja aksi korporasi mereka,” sebut Gita.
“Saya sih percaya  azas insentif dan disinsentif. Kalau mereka mau bekerjasama dengan  kita, kita berikan intensif. Saya kasih tax holiday,” kata Gita. “Saya  berbicara sebagai Kepala BKPM. Investasinya di atas Rp1 triliun, sangat  memungkinkan diberi tax holiday. Itu ada Peraturan Menteri Keuangannya.  Peraturan Pemerintahnya juga ada. Karena ini semangat padat karya,  hilirisasi industri,” ucapnya.
Meski begitu, Gita menyebutkan,  kalau RIM tidak mau, kita perlu mengambil sikap-sikap yang bisa  dikategorikan sebagai disinsentif. Supaya barang-barang mereka yang  diproduksi di luar negeri tidak gampang masuk, seperti saat ini.
• VIVAnews
 
No comments:
Post a Comment