Friday, November 4, 2011

Dua Penghambat Pengembangan IT di Indonesia

TEMPO Interaktif, Jakarta - Jangkauan broadband di Indonesia dinilai masih sangat rendah. Kondisi ini juga bersesuaian dengan penetrasi komputer personal yang hanya sekitar 5 sampai 6 juta unit. "Angka ini masih sangat rendah,” kata Andrew Allison dari Intel World Ahead di Jakarta, Kamis, 3 November 2011.


Andrew mengatakan dalam pengembangan broadband ini harus memperhatikan keterjangkauan masyarakat. Menurut dia wajarnya masyarakat cukup mengeluarkan 3 persen dari penghasilannya untuk menjangkau layanan broadband.

Hal lain yang harus juga diperhatikan adalah keterjangkauan perangkat seperti komputer personal yang murah. Untuk hal ini, Indonesia relatif beruntung karena cukup banyak tersedia komputer personal seperti netbook yang murah.

Namun menurut Director Strategic Business Development Intel Indonesia Harry K. Nugraha tersedianya komputer personal yang murah itu harus diimbangi dengan keterjangkaun broadband yang luas.

Menurut Harry dengan kondisi penetrasi komputer personal yang masih rendah dan minimnya keterjangkauan broadband, masyarakat Indonesia tetap membutuhkan komputer personal untuk menjelajah internet. “Untuk produktivitas yang diperlukan itu PC bukan tablet atau smartphone,” katanya.

Harry mengatakan Intel di Indonesia ikut membantu meningkatkan melek teknologi informasi komunikasi di kalangan guru dan murid, mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Di antaranya dengan memberikan pelatihan kepada 7000 guru di Indonesia agar memiliki pemahaman dunia ICT.

Melalui program Intel World Ahead, Intel juga telah memberikan pelatihan di bidang teknologi informasi dan komunikasi bagi guru di berbagai negara. "Saat ini sudah 9 juta guru di seluruh dunia yang kami beri pelatihan," kata Andrew.(IQBAL MUHTAROM)



TEMPOInteraktif

No comments:

Post a Comment