ilustrasi air
VIVAnews - Kecepatan air bersih dapat dimanfaatkan untuk potensi energi. Namun, hal ini belum disadari oleh jaringan tenaga air dari PDAM. Jaringan aliran air minum PDAM mempunyai kekuatan energi yang besar, tapi hanya diuraikan di sebuah Bak Pelepas Tekan (BPT), yang kemudian disalurkan ke saluran yang lain.
“Kecepatan aliran itu sangat besar. Daripada dibuang, lebih baik diberi turbin,” ujar Agus Maryono, salah satu peneliti Teknik Sipil UGM di sela-sela Forum Riset Industri Indonesia di Auditorium Pasca UGM, Jakarta, Rabu, 30 November 2011.
Kecepatan aliran air tersebut mencapai 2 sampai 20 bar dengan potensi tinggi antara 20 meter sampai 100 meter. Jaringan air PDAM selama ini menggunakan dua jaringan yakni jaringan tenaga gravitasi dan jaringan tenaga pompa.
Dengan diberi sebuah turbin, maka kekuatan air PDAM tersebut akan menggerakkannya dan menghasilkan sebuah energi tambahan yang dapat dimanfaatkan untuk lingkungan sekitar, industri, maupun untuk pompa PDAM.
Terlebih lagi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) terkendala oleh efek tekanan kejut (Water Hammer) yang menurutnya ditimbulkan oleh kesalahan desain sistem PLTMH maupun kesalahan operasional PLTMH.
Jika aliran air tersebut dibiarkan diurai dalam BPT, dikhawatirkan akan menutup pipa yang berujung pada pecahnya pipa, penahan pipa, sambungan pipa, valves, dan turbin. Solusi yang diberikan yakni dengan membuat pipa atau saluran percabangan sebelum turbin, skenario ini mengurangi tekanan aliran air.
Solusi lainnya yakni membuat safety valve, semacam klep untuk pembuka aliran air. Dengan opsi ini menurutnya sudah terbukti bagus dalam menoptimalkan energi.
Dengan mengoptimalkan aliran air ini, menurutnya dapat menghasilkan energi sampai 500 kilowatt. Jika ini diterapkan di seluruh wilayah kabupaten menurutnya akan sedikit membantu pengambangan energi lokal.
“Jaringan PDAM kan di seluruh kabupaten. kalau dioptimalkan bagus,” tuturnya. Untuk uji coba, skenario percabangan telah dilakukan di Malang, Jawa Timur, dan berhasil dilakukan.
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment