Thursday, November 24, 2011

"Cross Media" di Ekspedisi Citarum Terbukti Diakui Dunia

KOMPAS.COM/ RIKI KURNIADI-Direktur Bisnis Harian Kompas Ignatius Hardanto Subagyo (tengah) menerima penghargaan gold award untuk Liputan Ekspedisi Citarum yang memenangi Best in Cross Media Editorial Coverage di ajang Asian Digital Media Awards 2011 di Hong Kong, Kamis (24/11/2011).

JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk kedua kalinya, liputan cross media yang dilakukan harian Kompas dan Kompas.com mendapatkan penghargaan di Asian Digital Media Awards (ADMA) yang digelar WAN IFRA, asosiasi surat kabar dunia chapter Asia. Pada 2010, liputan Jelajah Musi meraih silver award dan tahun ini, liputan Ekspedisi Citarum mendapatkan gold award. Penghargaan tersebut diumumkan di Hongkong, Kamis (24/11/2011) malam.

"Hal itu menandakan inisiatif MMM (multimedia, multiplatform, dan multichannel) yang dilakukan Kompas mendapat pengakuan internasional," ujar Budiman Tanuredjo, Redaktur Pelaksana Harian Kompas, di Jakarta, Kamis (24/11/2011) malam. Ia mengatakan, arah pengembangan media ke depan memang mau tidak mau harus ke sana dengan menyajikan konten sesuai perkembangan zaman.

Ia menambahkan, kesuksesan penerapan cross media dalam peliputan sangat tergantung kerja sama dari semua anggota tim. Kolaborasi tersebut juga dapat terlaksana dengan adanya satu kebijakan editorial yang kemudian diterjemahkan ke dalam masing-masing platform sesuai karakteristiknya.

Liputan Ekspedisi Citarum melibatkan tim wartawan dari Kompas.com, harian Kompas, dan Kompas TV (yang saat itu masih menjadi bagian dari Kompas.com). Hasil peliputan selama di lapangan dilaporkan dalam bentuk reportase di situs web dan disajikan dalam edisi khusus di harian Kompas. Tidak hanya dalam bentuk teks, tetapi juga dilengkapi galeri foto, video, serta peta ekspedisi.

Kompas juga melibatkan semakin banyak pembaca dengan menggelar lomba tulis sesuai tema yang diangkat. Jika saat Ekspedisi Jelajah Musi lomba penulisan baru disajikan di harian Kompas dengan jumlah halaman yang terbatas, pada Ekspedisi Citarum, pembaca diajak menulis sebanyak mungkin dan hasilnya langsung disajikan dalam bentuk blog di Kompasiana.

Budiman mengakui bahwa tantangan dalam menyediakan konten yang multimedia, multiplatform, dan multichannel adalah penerimaan dari konsumen. Menurutnya, masih perlu sosialisasi dan komunikasi lebih intensif dengan audiens untuk mengetahui dan dapat menikmati konten-konten yang disajikan. Setiap platform memiliki keunggulan tersendiri untuk digali sesuai tuntutan konsumen.

"Kuncinya adalah totalitas dalam kerja, terus berkreasi, dan berinovasi. Jurnalisme terus kita kembangkan dengan pendekatan platform yang kian bervariasi," ujar Budiman.

Setelah Ekspedisi Jelajah Musi dan Ekspedisi Citarum, tahun ini hingga tahun depan, Kompas, Kompas.com, dan Kompas di Layar Kaca tengah menggelar Ekspedisi Cincin Api atau Ring of Fire. Ekspedisi terlama yang digelar selama setahun ini menghasilkan konten yang lebih variatif dan lebih luas menjangkau audiens yang lebih beragam.

"Tahun depan kita jagokan Ekspedisi Cincin Api yang lebih lengkap," ujar Budiman. Pada Ekspedisi Cincin Api, hasil liputan tidak hanya disajikan di web dan edisi cetak, tetapi juga di televisi dan tablet. Bahkan, untuk tablet, tersedia edisi dalam bahasa Inggris sehingga dapat menjangkau konsumen yang tidak berbahasa Indonesia. Untuk edisi web juga semakin lengkap dengan adanya foto virtual reality 360 yang menyajikan pemandangan 360 derajat.

Dalam konferensi WAN IFRA di Hongkong, Kamis, Direktur Bisnis Harian Kompas Ignatius Hardanto Subagyo mendapat kesempatan khusus mempresentasikan strategi cross media yang dilakukan dalam Ekspedisi Cincin Api atau Ring of Fire. Menurut Hardanto, penyelenggaraan liputan cross media sebesar itu dapat berjalan tidak hanya berkat kemampuan tim jurnalis menyajikan konten yang berkualitas, tetapi juga tim bisnis yang kreatif mengembangkan paket iklan sehingga sponsor bersedia memberikan dukungan jangka panjang.


KOMPAS

No comments:

Post a Comment