Friday, October 1, 2010

Linda

gambar diambil dari mbah gogel


Linda, gadis kecil tetangga jauh saya ketika tinggal di Pesawahan dulu. Tubuhnya kurus, berkulit hitam terbakar sinar matahari, berambut keriting kecil-kecil, dan ingus yang sepertinya enggan berpisah dengan hidung kecilnya. Usianya hanya terpaut satu tahun lebih tua dengan Aya. Ketika itu, dia hanya tinggal dengan bapaknya di sebuah rumah kecil dengan dapur, ruang tamu, ruang menonton tv, dan kamar tidur merangkap jadi satu. Ruangan itu juga digunakan untuk berjualan minyak tanah secara eceran. Minyak tanah inilah yang menghubungkan saya dengan Linda (sebelum berpaling ke kompor gas).
Ada satu hal yang membuat saya selalu mengharu biru setiap kali melihat Linda; kenyataan bahwa dia ditinggal ibu kandungnya ke luar negeri untuk menjadi TKW! Terjawablah sudah rasa penasaran saya ketika pertama kali mendatangi rumah Linda -- sekaligus melihat Linda --untuk membeli minyak tanah. Rumah yang berantakan tanpa sentuhan tangan seorang wanita dan Linda yang juga “berantakan”. Tubuhnya kurus, berkulit hitam kasar, berambut ikal kecil-kecil, ditambah ingus yang sepertinya enggan meninggalkan hidung kecilnya. Walaupun saya menganggap Linda begitu special, saya hampir tidak pernah berinteraksi akrab dengan dia, kecuali ketika bertemu di jalan atau saya yang memburu minyak tanah ke rumahnya.
Suatu malam, saya sedang rewang (membantu) tetangga sebelah yang sedang punya hajat. Saat itu saya bertugas sebagai “penunggu” makanan untuk para tamu. Hari sudah hampir larut, ketika Linda dan bapaknya kondangan. Waktu itu saya mrebes mili, melihat seorang gadis kecil harus ikut kondangan dengan bapak-bapak di saat seharusnya dia sudah beristirahat. Ya, ketiadaan seorang ibu disisinya membuat Linda harus turut serta kemanapun bapaknya pergi. 
Mungkin sebenarnya, di hati kecilnya yang masih polos, ada banyak pertanyaan tentang ibunya. Saya tidak tahu.Hanya gemintang dimatanya yang sedikit meredup dibandingkan anak kecil lainnya. Mungkin dia merindukan ibunya, merindukan kasih sayangnya.
Terakhir kali saya melihatnya adalah ketika membonceng motor dengan bapaknya. Tubuhnya bertambah kurus, wajahnya pucat, dan bibirnya membiru. Dia sakit! Berdasarkan cerita dari tetangga, sudah lama Linda sakit. Obatnya hanya minuman dari orang --yang dianggap-- pintar. Baru setelah Linda bertambah parah,bapaknya membawanya ke dokter.
Sekarang,LInda kecil sudah di tempat yang nyaman. Saya tidak tahu apa gemintang di matanya masih meredup atau sebaliknya, bersinar terang. Karena Linda kecil sudah terpisah ruang dan waktu dengan saya Ya, dia meninggal karena penyakit yang bersarang di tubuhnya. Sakit yang hanya di obati dengan minuman "sakti" itu ternyata adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti manusia; leukimia, kanker darah. Selamat jalan Linda..

*Ah, saya bisa merasakan betapa kehilangan bapaknya dan betapa menyesal ibunya.


No comments:

Post a Comment