Tuesday, November 1, 2011

ITB Bikin Rumah Inovasi Jamur

Petani jamur. Tempo/Andry Prasetyo

TEMPO Interaktif, Bandung - Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan ITB mendirikan Rumah Inovasi Jamur. Tujuannya mencari potensi dan mengembangkan jenis jamur lokal untuk mencegah ancaman krisis bahan pangan. Salah satunya jamur temuan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang mirip dengan jenis chicken mushroom (Lyophyllum decaster).

Menurut pendiri Rumah Inovasi Jamur, Wayan Pugeg Aryantha, sampai saat ini belum ada satu pun jamur lokal yang diproduksi untuk bahan pangan. Sejauh ini, temuan jamur lokal masih dalam tahap penelitian oleh dosen dan mahasiswa Sekolah Teknologi Ilmu Hayati ITB. Salah satunya jamur temuan di Kabupaten Garut, yang untuk sementara dinamai Lyophyllum sp.

Sarjana Mikrobiologi ITB Muhammad Rizal yang pernah meneliti jamur tersebut untuk skripsi, ada kemiripan jamur itu dengan chicken mushroom (Lyophyllum decaster). Di Amerika, misalnya, jamur itu digemari karena rasanya seperti daging ayam. "Masih diteliti cara pengembangannya dengan media kulit kacang dan tanah," katanya di sela pameran di Aula Barat ITB, Senin 31 Oktober 2011.

Rumah Inovasi Jamur yang berada di gedung Sasana Budaya Ganesha ITB ini mengandalkan hasil riset jamur untuk bermacam jenis obat, seperti penurun kolesterol dan lemak dalam darah, serta menjaga stamina tubuh. Selebihnya telah diolah menjadi berbagai makanan seperti sate, keripik, dan jus. Selain itu, lembaga tersebut menghasilkan bibit-bibit jamur untuk petani lokal seperti tiram dan shi'itake. (ANWAR SISWADI)



TEMPOInteraktif

No comments:

Post a Comment