Saturday, August 27, 2011

Media Garis Bilangan, Pemahaman, dan Prestasi Belajar Matematika

PEMANFAATAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SELING KECAMATAN KARANGSAMBUNG KABUPATEN KEBUMEN





Oleh: Nazil Ghofur





Abstrak:



Tujuan penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika siswa kelas V SD Negeri Seling Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Pembelajaran yang digunakan adalah menggunakan media garis bilangan, diskusi, tanya jawab, dan tugas. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian siswa kelas V SD Negeri Seling yang berjumlah 20 siswa.

Data tentang ketuntasan siswa dalam penguasaan konsep pembelajaran dapat diterangkan bahwa nilai rata-rata kelas pada studi awal 51,5 dengan ketuntasan belajar 33%, nilai rata-rata setelah tindakan I adalah 76,0 dengan ketuntasan 76%, nilai rata-rata setelah tindakan II adalah 87,0 dengan ketuntasan belajar 96%. Sedangkan data tentang respon keaktifan siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut: jumlah keaktifan siswa pada studi awal adalah 6 siswa dengan prosentase 30%, keaktifan siswa selama pelaksanaan tindakan I adalah 13 siswa dengan prosentase keaktifan 65%, dan keaktifan siswa selama pelaksanaan tindakan II adalah 19 siswa dengan prosentase 95%.

Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media garis bilangan dapat meningkatkan motivasi, pemahaman, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika spesifikasi materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.



Kata kunci: Media garis bilangan, pemahaman, prestasi belajar matematika



Pendahuluan



Matematika adalah raja dari segala ilmu, artinya banyak disiplin ilmu yang dalam kajiannya membutuhkan matematika. Ilmu ini memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk simbol, rumus, teorama, dalil, ketetapan, maupun konsep digunakan untuk membantu perhitungan, pengukuran, penilaian, dan penaksiran. Peradaban manusia berubah dengan pesat karena ditunjang oleh adanya peran serta matematika yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan teknologi. Pengetahuan dan keterampilan matematika merupakan salah satu hal yang harus dimiliki siswa sebagai bekal agar mampu berpikir, bersikap, dan berbuat demi mencapai keberhasilan hidup sehari-hari di masyarakat.

Kendati demikian, pelajaran ini masih menjadi momok bagi sebagian besar siswa. Hal ini menuntut adanya tekad guru memperbaiki hasil belajar siswa dengan berbagai cara antara lain melalui peningkatan kualitas pembelajarannya. Konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai anak sejak dini, sehingga anak terampil dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran, misalnya ketika guru mengadakan evaluasi di akhir pelajaran matematika diperoleh hasil atau nilai siswa yang kurang memuaskan. Siswa juga jarang bertanya ketika guru sedang menerangkan pelajaran tersebut. Di samping itu, banyak guru yang mengeluh bahwa pada umumnya hasil evaluasi mata pelajaran matematika selalu jauh dari harapan. Bila ada yang memperoleh nilai cukup baik atau relatif tinggi, maka nilai tersebut hanya diperoleh sebagian kecil siswa saja.

Dari hasil evaluasi tentang operasi bilangan bulat secara umum banyak peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari KKM yang ditentukan oleh SD Negeri Seling yaitu 61. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai ketuntasan klasikal dengan rentang nilai antara 60 sampai 100 hanya dicapai oleh 7 siswa dan nilai rata-rata kelas adalah 53.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa permasalahan mendasar tentang rendahnya prestasi belajar matematika pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas V semester I SD Negeri Seling Kecamatan Karangsambung Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut: (1) Adanya rasa takut/khawatir tidak bisa mengerjakan bia anak berjumpa dengan pelajaran matematika sehingga anak kurang ada perhatian dengan pelajaran tersebut, (2) Anak merasa kurang berminat terhadap pelajaran Matematika terlihat dalam alasan mau mengerjakan pekerjaan yang lain jika saat pelajaran matematika tiba, (3) Sebagian besar siswa belum memahami konsep pembelajaran tentang pengertian penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat positif dan negatif, (4) Anak enggan bertanya ketika guru sedang menerangkan pelajaran Matematika tentang Penjumlahan dan Pengurangan pada Bilangan Bulat.

Penelitian kali ini mengambil perumusan masalah: (1) Apakah pemanfaatan media garis bilangan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran Matematika pada konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat?, (2) Apakah pemanfaatan media garis bilangan lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran Matematika pada konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat?, (3) Apakah pemanfaatan media garis bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa tentang konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat?

Bilangan bulat merupakan penggabungan dari bilangan-bilangan cacah yaitu 0, 1, 2, 3, .... dan seterusnya dengan bilangan-bilangan asli yang negatif yaitu -1, -2, -3, .... dan seterusnya. Jadi bilangan-bilangan bulat yaitu -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, .... dan bilangan nol ( 0 ) yaitu bilangan yang tidak positif dan tidak pula negatif (netral) (Karso, 2004: 64).

Glover (dalam Gofur, 1996: 28) menyatakan bahwa matematika berasal dari kata mathematics yang berarti suatu pelajaran mengenai angka-angka, pola-pola, dan bangun.

Bloom (dalam Suwarni, 1991: 3) menyatakan bahwa belajar adalah proses aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.

Padmono (1999: 40) menyatakan bahwa peningkatan pemahaman merupakan kemampuan menterjemahkan menuntut individu untuk menggunakan kemampuan intelektualnya dalam mengubah informasi yang diterima, kemampuan menafsirkan menuntut individu untuk mengorganisir, atau memadukan pengetahuan, sedangkan kemampuan ekstrapolasi menuntut individu untuk bisa memprediksi berdasar data atau fakta yang telah dikumpulkan.

Menurut Encyclopedia Webster Dictionary (1960) menyatakan bahwa media berasal dari kata “medium” yang berarti perantara atau pengamat.

Mochtar Hadi (1991: 9) menyatakan bahwa pemanfaatan manipulatif mengandung arti suatu proses menggunakan atau memfungsikan sesuatu dengan berbagai kegiatan memanipulasi misal melalui memotong/mengiris, memegang, menggaris, mewarnai, dan lain-lain agar berguna atau bermakna.



Metode



Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu kegiatan penelitian yang menggunakan kelas sebagai setting. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Seling UPTD Dikpora Kecamatan Karangsambung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2009. Penelitian tindakan ini dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan (plan), (2) pelaksanaan (action), (3) observasi (observation), dan (4) refleksi (reflection).

Data penelitian berasal dari siswa dan guru selama proses belajar mengajar. Data terdiri dari 2 jenis, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diambil dari hasil belajar siswa sedangkan data kualitatif diperoleh berdasarkan respon siswa terhadap tindakan yang dilaksanakan. Metode pengambilan data dengan tes dan observasi. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif.



Hasil Penelitian dan Pembahasan



Pada siklus I, siswa yang mengalami ketuntasan belajar meningkat, dari 6 siswa (30%) menjadi 15 siswa (15%) dan siswa yang aktif dari 7 siswa(35%) menjadi 15 siswa (75%). Jadi pada siklus 1 masih terdapat siswa yang belum tuntas 5 siswa (25%) dan belum aktif 5 siswa (25%). Kemunculan aktifitas guru dari 20 aspek telah muncul 16 aspek (80%) dan yang belum muncul 4 aspek (20%) sedangkan respon kesenangan siswa terhadap pembelajaran operasi perkalian juga mengalami peningkatan dari studi awal siswa yang senang 5 siswa (25%), pada siklus 1 yaitu 18 siswa (90%)

Siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Siklus 19 siswa tuntas belajar (90%) dan keaktifan meningkat menjadi 20 siswa (100%). Aktifitas guru telah muncul 100% dan respon kesenangan siswa terhadap pembelajaran operasi bilangan bulat mengalami peningkatan menjadi 18 siswa (90%)



Simpulan dan Saran



Berdasarkan temuan dan hasil dari data studi awal pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dan pelaksanaan perbaikan siklus II dapat diambil kesimpulan bahwa pemanfaatan media garis bilangan terbukti dapat meningkatkan pemahaman, motivasi, efektivitas, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Berdasarkan simpulan hasil penelitian, peneliti menyarankan untuk menerapkan pemanfaatan garis bilangan serupa untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa.



Daftar Pustaka



Bambang Soehendro. 2006. Rangkuman Penyusunan KTSP. Jakarta: BNSP

David Glover. 2008. Apa dan Bagaimana Matematika. Bandung: Grafindo.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD, TK, dan SLB.

Ghofur. 1996. Pendidikan Matematika 2. Jakarta: Pustekom Dikbud.

Gatot Muhseto. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

I. G. A. K. Wardani. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Moechtar Hadi. 1991. Media Pembelajaran. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Padmono. 1999. Evaluasi Pembelajaran. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Suwarni. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Wahyudi. 1998. Pendidikan Matematika I. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

_______ . 1991. Pendidikan Matematika III. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.



No comments:

Post a Comment