Tuesday, December 22, 2009

Mengajar anak Matematik sambil Bermain

Anak belajar melalui permainan mereka. Anak-anak yang masih kecil sebetulnya sudah melakukan proses belajar dengan cara mereka sendiri, terlepas dari sekolah atau homeschool. Menurut pendapat saya, sebuah rumah sudah merupakan tempat yang cukup besar untuk balita bereksplorasi. Apakah anda pernah mendengar balita yang tidak berkeliling dan mencoba memegang/meneliti semua barang yang dilihatnya ?

Main ! Main ! Main ! Bermain merupakan hal utama bagi anak kecil. Anak belajar melalui permainan mereka. Mereka belajar tentang badan mereka, lingkungan mereka, orang-orang sekitar mereka.

Pentingnya bermain

Sejak lahir anak mempunyai rasa ingin tahu. Mereka ingin tahu bagaimana dunia mereka. Bayi belajar dengan cara berinteraksi dengan orang di sekitar mereka, dengan menggunakan indera mereka.

Perhatikan bayi anda dan lihatlah proses belajar yang mereka lakukan.

Saya senang sekali memperhatikan bayi ketika mereka baru berusia beberapa hari. Bagaimana mereka berusaha memasukkan ibu jarinya ke mulut untuk disedot. Bagaimana mereka berusaha mengeluarkan tangannya dari bedong mereka.

Anak belajar melalui permainan mereka. Orang dewasa sebaiknya ikut dalam permainan tersebut. Mainan tidak terlalu penting karena orangtualah mainan utama bagi anak-anak.

Apakah anda pernah mendengar anak yang berkata "Saya tidak mau mainan, saya mau bermain dengan Ibu/Bapak !" Jangan khawatir bila anda tidak dapat membeli mainan yang bagus dan mahal. Andalah yang anak anda perlukan saat ini.

Saat anda bermain dengan anak anda, tidak ada aturan yang harus diikuti (kecuali aturan keamanan). Bertindaklah spontan. Ikuti apa yang dimainkan anak anda. Nikmati permainannya. Biarkan mereka memimpin. Bantu bila mereka memerlukan. Tantang bila mereka sudah siap. Mereka sedang belajar, melalui permainan mereka. Kita orang dewasa hanya tidak menyadarinya.

Bagi kita orang dewasa, bermain mungkin tidak terlihat seperti belajar. Bermain balok terlihat seperti hanya menyusun dan menghancurkannya kembali. Bermain air hanya membuat berantakan, menuang air dan menumpahkannya kembali. Main cilukba sangat membosankan untuk orang dewasa.

Tapi bagi anak, bermain balok adalah latihan motorik halus. Mereka melatih jari-jari mereka untuk memegang balok tersebut, mengangkatnya dan membuatnya seimbang berdiri di atas balok yang lain. Hal ini merupakan hal yang tidak mudah bagi anak.

Semua anak senang bermain air. Mereka belajar bahwa tidak semua benda itu padat, ada benda cair. Ada konsep kosong dan penuh ketika mereka menuang dan menumpahkan.

Cilukba juga sangat mengasyikkan. Sekarang ada, sekarang tidak ada. Bayi dan anak kecil senang sekali dengan permainan sederhana ini. Mereka belajar bahwa walaupun suatu benda tidak terlihat, tidak berarti benda tersebut tidak ada, hanya sembunyi. Ibu mungkin sembunyi dibalik tangan itu, tapi ibu masih ada disini (bayi bahkan mungkin tidak tahu bahwa itu tangan ibu, tapi itu merupakan proses belajar lain lagi).

Jadi bermainlah, main dan main. Bermainlah bersama anak anda sampai mereka tidak mau bermain lagi. Anda dapat menyelipkan lebih banyak unsur belajar pada permainan mereka. Kenalkan anak anda dengan buku sedini mungkin. Tidak pernah terlalu cepat untuk mulai membaca. Anda bahkan dapat mulai matematika ! Berhitung, nama bentuk, menumpuk, membagi. Semua itu matematika. Saya bahas lebih lanjut mengenai membaca, matematika, dan menulis.

Ada pula dengan cara lain, caranga kira-kira begini :

  • Buat 100 kartu dari kertas karton putih ukuran 25 x 25 cm, buat bulatan2 merah di atasnya (bisa pake kertas di tempel atau digambar pake spidol). Bulatan diletakkan acak, tanpa pola Tiap kartu berisi bulatan sejumlah 1-100 (untuk membuat ini kita perlu + 5000 bulatan). Contoh seperti gambar di atas.
  • Tulis angka jumlah bulatan tsb di belakang kartu
  • Buat beberapa soal penjumlahan, pengurangan, perkalian & pembagian di belakang kartu
  • Mulai mengajar anak 3 kali sehari.
  • Pertama mengenalkan anak dengan 1-10. Caranya, hari pertama, tunjukkan 5 kartu ke anak secara urut (mulai dengan 1-5) sambil menyebutkan jumlahnya, tiap kartu satu detik.
  • Hari kedua, ulangi kegiatan hari pertama ditambah dengan 5 kartu berikutnya (6-10) dengan jarak belajar minimal 15 menit dari 5 kartu sebelumnya
  • Pada hari ketiga, perlihatkan kartu dengan cara acak
  • Pada kesempatan berikutnya hilangkan bilangan pertama, ganti dengan yang baru.
  • Setelah selesai mengenalkan 1-20, mulai dengan soal2 dalam kisaran 1-20.
  • Kemudian baru pengenalan 21-100.
  • Dilanjutkan dengan soal2.
  • Tahap selanjutnya adalah evaluasi, berikan soal kepada anak, beri alternative jawabannya. Jadi misalnya kita tanya (tetep dengan menunjukkan kartu) 15 + 11 berapa? Lalu tunjukkan 2 kartu, misal 26 dan 32. Jika anak salah memilih, tidak perlu menyanggah dengan panjang lebar, cukup bilang “jawaban yg benar 26”
  • Terakhir adalah pengenalan angka


Beberapa yg perlu diperhatikan adalah :

  • Bisa mulai diterapkan pada bayi usia 3 bulan.
  • Ingat bahwa belajar matematika adalah belajar mengenai fakta bukan angka/symbol. Jadi mengenal angka adalah urusan terakhir.
  • Usahakan waktu belajar sesingkat mungkin (disela2 bermain) supaya anak tidak merasa bosan & kemudian menganggap belajar (matematika) adalah hal yang tidak menyenangkan.
  • Lakukan kegiatan ini tanpa beban, tidak perlu punya target/pengharapan yang macam2. Anggaplah ini adalah salah satu permainan kita bersama anak

Seruuu.......kan???

No comments:

Post a Comment