Simaklah wawancara bersama Atya
"Namanya siapa?"
"Aya khoiotunnisa putine ummi af(w)i kalih abi sasongko."
"Umurnya berapa tahun?"
"Dua taun."
"Sudah sekolah apa belum"
"Udah."
"Dimana?"
"Pleygup."
"Rumahnya dimana?"
"Ta(n)jung."
Percayalah, perkara rumah dimana, bukan saya yang ngajari. Sekolah juga. Itu murni analisis Aya yang sering nguping apabila ada yang ngobrol di dekatnya.
Kadang-kadang saya dan suami dikejutkan dengan hal-hal yang mengejutkan dari Aya. Pahamlah saya sekarang, kenapa berjuta-juta orang tua begitu mengasihi anak-anak mereka. Karena anak, ternyata adalah hiburan paling menyenangkan yang dikirimkan Allah.
Suatu pagi Aya protes karena saya (menurutnya) belum berdoa ketika akan berangkat. "Ummi, doa riyin." Itu katanya.
Kemarin malam, giiran abi yang dibuat malu (hehhe) oleh Aya.
"Aya ngertos mobil polisi mboten?"
Aya sibuk mainan sendiri
"Niku lho Ya, ingkang moni 'nguing...nguing...nguing'."
Aya langsung menoleh abinya
"Sanes bi! Niku mobil ambulan."
Hahahahah
Si abi langsung diem. Kena deh!
Maklum saja, yang sering Aya temui adalah riuhnya mobil ambulans, bukan mobil polisi. hehehe
Ketika mandi suatu sore..
"Pun sonten Ya, yuh, sekedap malih buka."
"Ningal 'buka' mi."
"Buka niku ngge tiyang ingkang puasa dados saged maem kalih mimi."
"Ningal 'puasa' mi.
"&*#@$%".
Putri kecilku memang ajaib. Dia sudah bisa menganalisis banyak hal tanpa kami ajari. Cukup dengan nguping dan melihat. Maklum saja, dia sedang dalam usia yang menurut orang pintar bernama golden age. Simaklah salah satu analisisnya tentang film kesukaannya : Upin Ipin.
1. Jika Aya bilang "ningal Upin Ipin sing saged wangsul", itu berarti Aya ingin nonton serial Upin Ipin yang biasa.
2. Jika Aya bilang "ningal Upin Ipin sing mboten saged wangsul", itu berarti Aya ingin nonton film Upin Ipin Geng Pengembaraan Bermula dimana di film tersebut diceritakan petualang Upin Ipin dkk yang tersesat di hutan.
Itu semua analisis Aya sendiri setelah menonton dua jenis Upin Ipin tersebut.
Kadangkala saya merasa bersalah sama Aya. Setiap hari Aya harus bangun jam 5, jam setengah 6 sudah mandi. Ditinggal di penitipan anak sampai jam setengah 3. Bahkan lebih. Setiap kali dijemput, wajahnya selalu terlihat begitu gembira, kadang terharu. Aya akan berlari menghambur ke arah saya. Memeluk saya. Dan mulai sibuk menceritakan semua hal yang dia alami hari itu.
Setiap kali dibuatkan susu, Aya akan bilang terima kasih.
Setiap kali berbuat salah, Aya akan bilang "maaf ya"
Dan tidak pernah bosan; bangun tidur, mau tidur, pagi, siang, malam; menanyakan "ummi/abi sayang Aya?" Kalau kami lagi kumat iseng dan menjawab "tidak", Aya langsung cemberut dan marah. Tidak tahukan kau, nak? Ada berjuta-juta sayang untuk Aya yang tidak pernah habis. Dan bersiaplah melihat senyum Aya yang sangat manis dan pelukan hangat darinya.
No comments:
Post a Comment