Thursday, March 11, 2010

Menulis dan Perkembangan Bahasa

Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa Ditinjau dari Perkembangan Bahasa Sebagai Faktor Determinan


Oleh : Munifah



Bahasa tulis merupakan turunan dari bahasa lisan. Bahasa tulis tidak melingkupi semua masyarakat bahasa, namun bahasa lisan tidak terlepas dari semua orang dalam suatu lingkup masyarakat. Bahasa lisan ada sepanjang sejarah kehidupan manusia; bahasa tulis hadir setelah setelah bahasa lisan; hal yang logis, penguasaan bahasa seorang anak kecil tidak dimulai dari bahasa tulis melainkan dari bahasa lisan. Bahasa tulis merupakan bahasa lisan dengan wujud yang dapat dilihat. Bahasa tulis dari sekelompok masyarakat pengguna bahasa dapat dipelajari oleh seorang penulis ketika penulisnya menguasai bahasa lisan dari masyarakat yang bersangkutan. Sehingga, gagasan seorang penulis tidak akan dimengerti sekelompok masyarakat pengguna suatu bahasa jika penulis menuliskan sesuatu dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh masyarakat pengguna bahasa yang bersangkutan.

Seberapa pentingkah keterampilan menulis itu?

Menulis merupakan salah satu dari aspek keterampilan berbahasa yang penting. Melalui keterampilan menulis, seorang penulis akan dengan cerdas menyampaikan isi hatinya; mengutarakan gagasan mengenai hal yang nyata maupun imajiner; mengekspresikan ranah kognitif, afektif dan psikomotor sesuai dengan konteks dan situasi yang sedang berlangsung; serta mengeksplorasi dan mengeksploitasi ranah yang tidak terdefinisikan dalam dunia yang nyata dan tak senyatanya ke dalam bahasa tulis. Kontekstualisasi keterampilan menulis tercermin dari manifestasi hasil tulisan yang jelas, runtut, dan mudah dipahami. Menulis dapat membentuk pribadi yang kritis, mengerti situasi, mampu mengekspresikan diri dan berkomunikasi, serta memiliki kemampuan untuk mengejawantahkan sebuah fenomena dari dunia fiksi maupun non fiksi ke dalam bentuk karya tulis. Pada akhirnya nanti akan membuka mata dan pikiran mereka bahwasannya menulis merupakan aspek keterampilan berbahasa yang dibutuhkan dalam berinteraksi dengan dunia sosialnya.

Menulis merupakan sebuah proses komplek yang memungkinkan bagi seorang penulis untuk menjadikan sebuah gagasan menjadi tampak dan nyata. Gagasan yang disampaikan oleh penulis dalam tulisannya membuat orang yang membaca merasa bahwa apa yang ia baca sungguh-sungguh ada dan berwujud. Terlepas dari gagasan imajiner yang tidak nyata, namun tulisan dapat membuatnya seolah-olah menjadi ada. Menulis sebagai sebuah proses yang didalamnya terkandung proses menulis. Sebuah proses bukanlah kegiatan serta merta, namun lebih mengedepankan tahapan-tahapan yang membentuk proses itu sendiri. Proses menulis itu sendiri terdiri dari beberapa tahapan yang penerapan dari masing-masing tahapan dapat terjadi secara acak dan tumpang tindih.

Banyak faktor yang mempengaruhi jalannya proses penulisan. Faktor utama yaitu, kita harus tahu apa yang hendak kita tulis. Sebagaimana disampaikan di awal tulisan, gagasan seorang penulis tidak akan dimengerti sekelompok masyarakat pengguna suatu bahasa jika penulis menuliskan sesuatu dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh masyarakat pengguna bahasa. Oleh karena itu, penguasaan bahasa menjadi faktor determinan dalam proses menulis. Kendala terbesar dalam pembelajaran bahasa adalah masalah penguasaan bahasa dan penyusunan bahasa menjadi sebuah gagasan efektif. Penguasaan bahasa menjadi hal yang urgen ketika kita akan mulai menulis. Dengan penguasaan bahasa, akan banyak hal yang dapat kita sampaikan kepada khalayak mengenai segala sesuatu yang menjadi pemikiran kita. Sebaliknya, bagaimana kita bisa mengetahui apa yang akan kita sampaikan dalam bahasa tulis, sedangkan kita sendiri tidak menguasai bahasa yang digunakan oleh pembaca tulisan kita.

Penguasaan bahasa seiring dengan perkembangan bahasa relevan dengan memahami objek dari bahasa itu sendiri. Kata-kata pertama seorang anak berhubungan dengan benda-benda yang ada di sekelilingnya dan mereka berbicara mengenai hal yang menarik minat serta perhatiannya. Berdasarkan hal tersebut, seorang anak haruslah lebih dahulu tahu objek yang akan dipelajari, selanjutnya dia akan belajar bahasa dari obyek tersebut. Seorang anak belajar berbahasa dari kata-kata yang diperoleh dari orang-orang terdekat serta lingkungan sekitarnya. Senada dengan filosofi bahwa anak tumbuh dan berkembang sebagaimana lingkungan membentuknya. Mereka tertarik dengan bahasa kemudian mereka menghadirkan obyek tersebut melalui pencitraan kata-kata. Seiring dengan berjalannya proses pembelajaran, kecakapan berbahasa anak akan semakin meningkat. Mengembangkan bahasa adalah mempelajari bagaimana menyatakan apa yang telah diketahui ke dalam bahasa sendiri. Dengan mengetahui objek yang ada di sekitar, pemahaman akan bahasa akan berkembang seiring dengan pengetahuan yang diperoleh.

Hubungan antara perkembangan bahasa dengan keterampilan berbahasa khususnya menulis begitu komplek. Kata-kata mempunyai peranan yang sangat berarti dalam kegiatan tulis menulis. Persoalan utama yang timbul adalah, ketika perkembangan bahasa anak tersendat dikarenakan oleh beberapa faktor. Diantaranya pengaruh lingkungan dan komunikasi dengan orang lain. Pengajaran bahasa ada baiknya tidak dipisahkan dengan lingkungan sekitar. Cara orang tua berbicara serta perbedaan kelas sosial yang termasuk bagian dari lingkungan merupakan faktor penentu yang penting dalam pemerolehan bahasa. Bahasa seseorang akan menyesuaikan dengan lingkungan dimana ia dibesarkan. Selanjutnya, golongan ekonomi menengah secara umum mempunyai nilai bahasa yang lebih tinggi dari pada golongan ekonomi lemah. Tingkat ekonomi keluarga akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan bahasa dengan asumsi, ibu sebagai pengasuh anak akan banyak membantu mencari nafkah. Sedangkan para ahli berpendapat, ibulah yang membentuk lingkungan berbahasa secara dini. Sedangkan bahasa ibu mempunyai bentuk pengaruh terhadap perkembangan bahasa anak, yaitu interfering dan facilitating. Sehingga, penguasaan kata-kata akan banyak berpengaruh pada hasil tulisan.

Akhirnya, sekelumit uraian di atas memperlihatkan eratnya hubungan antara perkembangan bahasa dengan keterampilan menulis. Perkembangan bahasa akan sejalan dengan perkembangan individu yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa, menggambarkan pengetahuan manusia itu sendiri. Hasil tulisan yang dituangkan dalam sebuah gagasan mencerminkan kecerdasan penulisnya.



No comments:

Post a Comment