 REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Mahasiswi Fakultas  Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya), Cecilia Hariyanto, menemukan  racikan kopi arabika dengan jamur 'kombucha coffe' menjadi minuman  kesehatan yakni kopi pro-biotik yang bermanfaat untuk kesehatan.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Mahasiswi Fakultas  Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya), Cecilia Hariyanto, menemukan  racikan kopi arabika dengan jamur 'kombucha coffe' menjadi minuman  kesehatan yakni kopi pro-biotik yang bermanfaat untuk kesehatan."Racikan  itu bermanfaat, karena ada kandungan asam asetat, asamalat, asam  oksidan, dan asam amino yang penting untuk kesehatan tubuh. Racikan  'kombucha coffe' itu belum ada, tapi kalau 'kombucha tea' sudah ada,"  katanya di Surabaya, Kamis (27/10).
Didampingi Wakil Dekan  Fakultas Teknobiologi Ubaya, Tjie Kok MS Apt, yang juga penguji,  mahasiswi program studi biologi yang meraih nilai A untuk karya tugas  akhir (TA) itu, menjelaskan asam asetat bermanfaat untuk menghambat  bakteri di dalam tubuh.
"Untuk asamalat bermanfaat sebagai  detoksifikasi atau antiracun, asam oksidan bermanfaat untuk mendukung  sel dalam memproduksi energi, dan asam amino berfungsi sebagai antibodi  yang memperbaiki jaringan tubuh. Kandungan asam oksidan kopi juga lebih  besar yakni 28 persen, sedangkan teh hanya 23 persen," paparnya.
Ditanya  alasan memilih kopi arabika dan bukan kopi robusta atau jenis lainnya,  mahasiswi angkatan 2007 yang baru saja diwisuda itu menjelaskan kopi  arabika itu memiliki kadar asam rendah dan kafein rendah, sehingga kalau  diracik dengan 'kombucha coffe' tidak akan terlalu asam.
"Racikannya  melalui proses fregmentasi dengan mendiamkan 'kombucha coffe' yang  diberi air kopi selama lima hari, kemudian airnya dicampur dengan kopi  arabika dengan komposisi 20 persen air 'kombucha coffe' dan 80 persen  kopi arabika yang sudah dicampuri gula secukupnya," tutur alumni SMA St  Carolus Surabaya itu.
Mengenai proses fregmentasi selama lima  hari, putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Eko  Hariyanto-Indah Juwita itu mengatakan hal itu didasarkan survei terhadap  30-an mahasiswa Ubaya untuk minuman pro-biotik 'kombucha coffe' itu  yang mencatat 70 persen menyukai minuman kesehatan dengan proses  fregmentasi selama lima hari.
"Rekan-rekan saya bilang kalau  kurang dari lima hari tidak enak rasanya, sedangkan kalau lebih dari  lima hari akan terlalu asam," kata penulis skripsi bertajuk 'Pengaruh  Variasi Konsentrasi Sumber Karbon Sukrosa dan Lama Waktu Fermentasi  Terhadap Proses dan Produk Fermentasi Kombucha Coffe' itu.
Menanggapi  hal itu, penguji Cecilia, Tjie Kok MS Apt, menilai inovasi Cecilia yang  menemukan fregmentasi lima hari dengan komposisi 20:80 persen itu  menarik dan inovatif, karena racikan itu dapat menjadi diversifikasi  produk pangan untuk memberi nilai gizi yang baik melalui minuman  kesehatan (pro-biotik).
"Inovasi itu bisa dikembangkan lebih  lanjut, termasuk untuk kepentingan bisnis. Itu mirip yoghurt yang  terbuat dari susu, tapi minuman kesehatan kali ini justru dari kopi.  Mahasiswa kami juga banyak yang meracik yoghurt buah dan tempe aneka  rasa yang dicampur dengan ketela," katanya.
 
No comments:
Post a Comment