 TEMPO Interaktif, Jakarta  - Bahan baku biskuit tidak selalu dari tepung gandum. Hal ini  dibuktikan salah seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor, Clara  Meliyanti Kusharto, yang sukses menciptakan biskuit berbahan baku tepung  ikan lele.
TEMPO Interaktif, Jakarta  - Bahan baku biskuit tidak selalu dari tepung gandum. Hal ini  dibuktikan salah seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor, Clara  Meliyanti Kusharto, yang sukses menciptakan biskuit berbahan baku tepung  ikan lele. Inovasi baru yang diberi nama Biskuit Clarias  itu sudah memenuhi standar mutu yang ditetapkan World Health  Organization (WHO). “Biskuit Clarias berbasis tepung ikan lele cocok  untuk makanan bayi di bawah lima tahun. Kami pun sudah mendapat hak  paten mengelola lele menjadi tepung,” jelas Clara Meliyanti Kusharto  dalam orasi ilmiah di Gedung PSP3 Kampus IPB, Barangsiang, Jum’at, 28  Oktober 2011.
 
  Menurut Clara, kandungan gizi yang tinggi pada biskuit berbahan lele  diyakini mampu meningkatkan mutu kesehatan balita, termasuk bayi  penderita gizi buruk. Itu sebabnya Biskuit Clarias ditetapkan WHO  sebagai makanan tambahan berkualitas.
 
  Biskuit Clarias karya Clara menjadi satu dari 103 inovasi baru paling  prospektif di Indonesia. Penggunaan tepung lele, kata Clara, bertujuan  untuk memberdayakan masyarakat petani menghadapi Milenium Development Golds  ( MDGs) tahun 2015. “Dengan inovasi ini diharapkan angka kemiskinan dan  kelaparan dapat diturunkan,” kata peneliti di Departemen Gizi  Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB itu.
 
  Clara juga memaparkan bahwa produksi pangan lokal dari berbagai daerah  sangat berpeluang untuk dimanfaatkan dalam penanganan masalah kekurangan  gizi, mulai dari tingkat balita maupun lanjut usia. Namun, saat ini  masyarakat lokal belum memanfaatkan sumberdaya yang ada secara  profesional. “Untuk itu mari kita memanfaatkan pangan lokal yang kaya  akan gizi dan efektif dikelola,” ucapnya. (ARIHTA U SURBAKTI)
• TEMPOInteraktif
 
No comments:
Post a Comment