Sebuah pertanyaan
akankah indah hidupku?
untuk kesekian kalinya, aku bertanya
dalam segumpal ketakutan yang telah terajut
pada tumpukan kelu kesah yang tersusun rapi
sebuah pertanyaan
akankah indah hidupku?
kulontarkan pada beribu-ribu manusia kaku
terutama pada seseorang yang pernah berkata :
“Saya membenci hidup ini”
aku bergumul dengan matahari yang bermegah diatas kepala
meluapkan kemarahan yang sedari dulu tak tertahan lantas tumpah tanpa terbendung
ada deretan keraguan,
keraguan yang tercipta dari tumpukan emosi masa lalu
masa lalu mirip tembok yang menutup pintu kebahagian
akankah hidupku akan berhiaskan keindahan?
yang terpikul lebih ringan
dan tecium lebih wangi
aku telah berjalan dari lorong ke lorong,
berteriak sekencang mungkin, hingga terdengar kesetiap gendang telinga manusia
aku pernah terjebak disarang laba-laba yang berbisa,
hendak pulang tapi hilang tujuan.
sengatannya begitu amat menusuk batin ini.
Akhirnya aku berlari secepat kilat,
agar aku dapat keluar dari lorong yang gelap gulita,
mencari titik terang tapi tidak bertemu,
kemudian aku belajar untuk berjalan terlebih dahulu,
agar aku mengetahui langkah-langkah selanjutnya.
telah lama aku jalani hidup yang tiada berarti
dan hatiku tak mengerti mengapa semua terjadi?
Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari.
aku adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar,
sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayaku.
sebuah pertanyaan
akankah indah hidupku?
akan terucapkan setiap saat
jika itu ketentuan hidup
aku berserah
karna kuyakin masih ada langit biru
54489-43-0F07E0310EADD32975EC4C45685E2A60
SEKIAN , THANKS
No comments:
Post a Comment