Thursday, July 8, 2010

PENGARUH WARNA DAPAT MEMBANTU PROSES PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Disusun oleh:

Lilis Puspitosari, S.P.*

Guru Play Group Al Naba Arjowinangun


A. PENDAHULUAN


Hurlock (1993) menulis bahwa umur 3-6 tahun merupakan periode keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak, karena di usia ini anak mengalami kemajuan fisik, intelektual, soisal maupun emosional yang menakjubkan. Benyamin S. Bloom mengatakan bahwa 50% dari potensi Inteligensi anak sudah terbentuk di usia 4 tahu, kemudian mencapai 80% ketika anak berusia 8 tahun. Usia dini ini sangat peka untuk menyerap segala informasi yang ada disekitarnya. Bagaimana dapat memanfaatkan sebaik mungkin masa keemasan tersebut?.

Menurut Jane M. hally, jaringan syaraf anak akan terbentuk apabila ada kegiatan mental yang aktif dan menyenangkan. Bila tidak mendapatkan lingkungan yang merangsangnya, otak seorang anak akan menderita. Para peneliti menemukan bahwa apabila anak-anak jarang di ajak bermain atau jarang disentuh, maka perkembangan otaknya 20% atau 30% lebih kecil daripada ukuran normalnya pada usia itu (Nash, 1977)

Pada usia 2-6 tahun anak masih berfikir pra operasional yaitu berfikir dengan acak, rancu dan belum terorganisasi. Pada usia ini persepsi visual menjadi lebih efektif dan anak dapat mempertahankan konsentrasi dalam jangka waktu yang lebih lama. Untuk membentuk anak yang terampil dan cerdas harus dimulai dari usia dini. Kita dapat meletakan, menanamkan dasar-dasar pengetahuan yang lebih mudah kepada anak, agar anak bisa lebih gampang menerimanya. Salah satunya dengan warna.

Warna pada anak usia dini merupakan hal sangat penting bagi perkembangan saraf otaknya. Selain memancing kepekaan terhadap penglihatan, warna juga bermanfaat untuk meningkatkan daya pikir serta kreativitas anak.


B. PENGGUNAAN WARNA PADA RUANG BELAJAR

Para psikolog telah melakukan beberapa eksperimen yang menyimpulkan bahwa penggunaan warna yang tepat untuk sekolah dapat meningkatkan proses belajar mengajar untuk siswa maupun gurunya. Hal ini disebabkan warna menimbulkan kesan tertentu dalam menciptakan suasana ruang. Warna juga menimbulkan pengaruh terhadap jiwa anak-anak, baik secara langsung, misalnya perasaan gelisah, nyaman, panas dan sebagainya.

Karena itu pendidik harus mengetahui pengaruh warna-warna tertentu terhadap anak-anak, demikian dapat memperkecil bahkan mencegah kesalahan di dalam menempatkan warna-warna yang mempunyai pengaruh negatif, khususnya terhadap perkembangan fisik dan mental anak.

1. Menciptakan ruang yang bebas, aman, rangsang, nyaman, dan hangat

Menurut Eillen, 1988, kebutuhan anak dalam ruang adalah memperoleh rasa bebas, aman, rangsang, nyaman dan hangat.

Tabel1. Warna-warna yang Mendukung Kebutuhan Anak dalam Ruang

Kebutuhan Anak dalam ruang

Suasana Ruang

Warna

Dihindari

Ruang bebas

Fleksibel tidak terlalu padat

Warna terang dan netral

Warna hitam: menakutkan dan menekan

Rasa Aman

Tidak menakutkan, menegangkan

Warna-warna pastel intensitas tidak penuh

Warna menyilaukan menyebakan mata cepat lelah, sakit kepala dan tegang

Rasa nyaman, hangat

Suasana hangat

Warna hangat

Warna gelap

Rangsang, merangsang anak untuk beraktifitas, gembira dan kreatif

Suasana hangat dan meriah

Komposisi warna cerah, kontras dan komposisi warna-warna terang


Warna pastel untuk ruang belajar adalah aman dalam arti tidak menyilaukan, tidak membuat mata lelah, menyenangkan dan tidak menakutkan sehingga dapat memotivasi anak untuk beraktifitas, bergembira dan kreatif.

2. Mengatur Ruang agar tampak lebih luas atau mengecil

Warna dingin bila digunakan untuk mewarnai ruangan akan memberikan ilusi jarak, akan terasa mundur. Sebaliknya warna hangat, terutama keluarga merah akan terasa seolah-olah maju. Warna-warna cerah membuat objek kelihatan besar dan ringan sementara warna gleap membuat mereka lebih kecil dan berat.


C. PENGGUNAAN WARNA PADA ALAT PERMAINAN

Peran warna pada alat permainan antara lain:

  1. Stimuli :

Warna berperan sebagai stimuli(rangsangan), dengan menggunakan warna cerah yang disukai anak dan menarik perhatian seperti merah, kuning dan oranye warna ini merangsang anak untuk beraktifitas dan berimajinasi

  1. Evaluasi perkembangan anak.

Warna merupakan elemen penting untuk mengevaluasi perkembangan anak, misalnya anak-anak diberi benda-benda dengan bentuk sama tetap berbeda atau sebaliknya bentuk beda tetapi warnanya sama, puzzle, berbagai figur dan sebagainya.

  1. Memfokuskan dan mengalihkan perhatian

Bila ingin memfokuskan anak pada sesuatu, berilah warna-warna yang menarik perhatian misal merah. Sebaliknya jika ingin mengalihkan perhatian, berilah warna-warna yang tidak menarik perhatian, misalnya coklat, abu-abu.


D. PENGGUNAAN WARNA PADA PROSES CALISTUNG

Belajar membaca, menulis, berhitung, dan bahkan sains kini tidaklah perlu dianggap tabu bagi anak usia dini. Persoalan terpenting adalah merekonstruksi cara untuk mempelajarinya sehingga anak-anak menganggap kegiatan belajar tak ubahnya seperti bermain dan bahkan memang berbentuk sebuah permainan.

Pelajaran calistung bisa membaur dengan kegiatan lainnya yang dirancang dalam kurikulum PAUD tanpa harus membuat anak-anak terbebani. Adakalanya tidak diperlukan waktu ataupun momentum khusus untuk mengajarkan calistung. Anak-anak bisa belajar membaca lewat poster-poster bergambar dengan warna mmencolok yang ditempel di dinding kelas. Biasanya dinding kelas hanya berisi gambar benda-benda. Gambar-gambar itu bisa ditambahi poster-poster kata, dengan ukuran huruf yang cukup besar dan warna yang mencolok.

Doman adalah seorang dokter bedah otak. Ia berhasil membantu menyembuhkan orang-orang yang mengalami cedera otak kartu-kartu kata yang ditulis dengan tinta berwarna merah pada karton tebal, dengan ukuran huruf yang cukup besar. Kartu-kartu itu ditampilkan di hadapan si pasien dalam waktu cepat, hanya satu detik per kata. Adanya perkembangan pada otak pasiennya membuat ia ingin mencobanya kepada anak-anak bahkan bayi. Doman hanya merekomendasikan pembelajaran membaca dan matematika sekitar 45 detik per hari. Bisa kita bayangkan, betapa sebentarnya, dan kemungkinan anak-anak merasa terbebani karena metode itu sangatlah kecil.

Di Play Group Al Naba metode calistung ini diterapkan dengan beberapa modifikasi yaitu :

  1. Untuk mengenalkan konsep bilangan

Untuk mengenalkan konsep bilangan dibuat kotak bilangan angka terbuat dari karton ukuran 10x10 cm dengan ditempeli angka 1-10 warna-warni. Setiap mau masuk ruangan selesai berbaris, peserta didik berhitung sambil ditunjukkan kotak angka tersebut. Cara cukup efektif untuk menarik perhatian anak supaya mau memperhatikan bentuk angka-angkanya.

  1. Untuk mengenalkan membaca

Untuk mengenalkan membaca digunakan media gambar dengan tulisan dibawahnya berwarna merah, biru, oranye, dan hijau. Setelah seminggu dikenalkan akhirnya gambarnya di tutup dan secara menakjubkan 75% anak-anak bisa menebak dengan cepat setiap tulisan yang ditunjukkan. Namun ketika tulisan tersebut dicoba dipindah ke papan tulis dengan menggunakan kapur tulis hanya sekitar 25% anak yang bisa menebak tulisan.

Anak-anak merekam warna pada hurufnya. Jadi kegiatan ini harus diulang-ulang setiap hari sampai tanpa sadar anak hafal banyak kata. Yang akhirnya anak bisa membaca dengan senang hati.

  1. Menulis warna warni.

Pada awalnya anak cenderung merasa canggung dan bosan jika harus menulis dengan pensil. Maka untuk tahap awal menulis biarkan anak menulis atau pura-pura menulis dengan crayon warna-warni yang lebih empuk. Cara ini melatih motorik halusnya untuk kemudian mampu menulis dengan pensil.

E. MEMILIH BAHAN PEWARNA

Warna banyak memberikan pengaruh positif dan memotivasi anak untuk beraktifitas dan kreatif, namun semua itu tidak terlepas dari pemilihan bahan pewarna. Banyak pewarna yang beredar di pasaran yang mengandung toxic (racun) yang sangat berbahaya bahkan disinyalir dapat menyebabkan autisme. Karena itu sebagai pengelola pendidikan kita harus teliti dalam memilih pewarna.

Untuk pewarna ruangan dan alat permainan bisa dipilih pewarna/cat yang tidak mengandung toxic yang biasanya tertulis di label kalengnya. Sedangkan untuk pewarna stempel atau finger painting sebaiknya dipilih pewarna makanan atau pewarna alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan misalnya kunyit, pacar, blau, daun pandan suji , arang dan lainnya.

F. DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2008, Pengembangan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Metode Glenn Doman, Web site.

Eillen, 1988. Lingkungan Fisik dan Pendidikan Anak, Asri : Edisi April

Hawadi, Reni Akbar, 2002. Psikologi Perkembangan Anak. Grasindo, Jakarta.

Mayangsari, Sriti., 2004. Peran Warna Interior terhadap Perkembangan dan Pendidikan Anak di Taman Kanak-Kanak, Jurnal Dimensi Interior, Vol 2 : No 1

Berbagai sumber bacaan dari website.

No comments:

Post a Comment