Untuk memulai sebuah analisa, kita harus mampu membaca grafik terlebih dahulu. Grafik yang biasa dipakai adalah sebuah grafik sederhana antara harga vs waktu. Sumbu “X” sebagai waktu dan sumbu “Y” sebagai harga.
Perhatikan gambar dibawah ini. Ini disebut “ Candlestick Chart” karena bentuknya yang seperti lilin. Untuk grafik, saya mengambilnya pada www.netdania.com, penyedia realtime chart untuk forex. Anda dapat mengaksesnya dengan cuma-cuma.
Grafik ini dibuat pada abad ke 17 oleh orang-orang Jepang yang awalnya digunakan untuk memantau pergerakan harga pada produk-produk komoditi. Steven Nison dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan chart model ini. Sifatnya yang sangat representatif karena terdiri dari High, Low, Open dan Closing Price membuat grafik ini paling populer dipakai oleh para analis forex. Jika Anda terbiasa dengan produk-produk sekuritas, grafik ini tidak pernah digunakan untuk memantau harga. Kenapa? Sederhana, harga sekuritas hanya memerlukan closing price saja tidak seperti pada forex trading.
Mari saya bantu Anda memahaminya (dulu saya harus belajar memahami grafik ini sendirian tanpa ada seorang pun mau mengajari saya…). Sebenarnya ada lagi jenis grafik lainnya seperti bar chart, dot chart, line chart, dan lainnya. Tapi yang paling representatif ya ini.. si candlestick ini.
Gambar diatas adalah grafik untuk nilai tukar GBP/USD. Jika Anda melihat garis biru putus-putus dibagian atas itu adalah harga terakhir dari nilai GBP/USD yaitu sebesar 1,8238. Artinya satu GBP harganya USD 1,8238 (ingat cara membaca quote yang pernah saya terangkan di modul sebelumnya!). Lihat juga tulisan kecil di bagian kiri atas yang tertulis “1 hour”. Itu artinya satu candle (satu batang, gitu lho maksudnya….) mewakili pergerakan harga untuk satu jam.
Interpretasi candlestick didasarkan “pattern” yang ada. Candle yang berwarna hijau artinya harga bergerak naik atau closing price lebih tinggi nilainya dibanding opening price. Sebaliknya, candle berwarna merah artinya harga bergerak turun atau clsoing price lebih rendah nilainya dibanding opening price. Lalu apa garis vertikal diatas dan dibawah dari candle itu? Itu adalah highest price dan lowest price selama periode yang diberikan. Dalam contoh diatas adalah harga terendah dan tertinggi untuk setiap jamnya karena periode yang digunakan adalah per-jam.
Jika memakai istilah Bullish dan Bearish maka yang berwarna hijau adalah Bullish pattern dan yang berwarna merah adalah Bearish pattern. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:
Jangan heran bila Anda menemui warna yang berbeda untuk kedua harga diatas misalnya biru dengan merah. Tidak masalah, bergantung masing-masing chart provider dalam memberikan warna.
Nah, sekarang perhatikan gambar dibawah ini:
Ini adalah candlestick untuk EUR/USD dengan periode daily/harian. Begini cara membacanya: Pada tanggal 20 terjadi penurunan harga dibandingkan hari pembukaannya yaitu dari 1.2210 ke 1.2131 (candle merah persis diatas tulisan oranye yang saya buat). Itu berarti ada perubahan harga sebesar 79 point pada tanggal 20 tersebut. Pada hari berikutnya yaitu tanggal 21 terjadi kenaikan harga yaitu dari 1.2131 menuju ke 1.2186 (candle berwarna hijau tepat dibawah tulisan ungu yang saya buat). Nah begitu seterusnya.
O ya, sekarang muncul pertanyaan, apakah opening price itu harus sama nilainya dengan closing price pada hari sebelumnya? Tidak! Tidak harus, dan kenyataannya sering terjadi bahwa opening price berbeda dengan closing price pada hari sebelumnya. Ini seringkali terjadi bila melewati hari libur (Sabtu dan Minggu) ada jika ada kejadian khusus. Ketidak samaan ini biasa disebut “gap.” Gap ini ada gunanya dalam memprediksi harga dan ada jenisnya pula. Nanti saya jelaskan kegunaan gap. Tapi untuk sementara pengertian kita sampai disini saja dulu.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah:
No comments:
Post a Comment